• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 17 Juni, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Bahagia Ramadan Datang

April 12, 2021
in Nasihat, Unggulan
Bahagia Ramadan Datang

Ilustrasi, foto: Anadolu Agency

77
SHARES
591
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Bahagiakah kita Ramadan datang? Bulan yang selama itu kita dilarang makan dan minum pada siangnya. Bulan yang selama itu kita qiyamul lail pada malamnya.

Ada pertanyaan paling mendasar tentang kedatangan bulan Ramadan. Bahagiakah Anda? Coba tanyakan sekali lagi pada hati yang paling dalam: bahagiakah Anda Ramadan datang?

Pertanyaan ini penting untuk diulang. Karena di sinilah kunci seperti apa nantinya Ramadan kita. Kalau ungkapan bahagia atau senangnya hanya sekadar basa-basi, Ramadannya pun hanya basa-basi. Hanya di permukaan saja bagus, tapi dalamnya hambar. Bahkan bisa buruk.

Persis seperti orang yang kedatangan tamu mulia. Ia harus menyiapkan segalanya sebelum tamu datang. Ia juga melayani tamu itu dengan penuh kerelaan. Ia korbankan waktu dan kesempatan bersantainya untuk memuliakan tamu. Bahkan, ia korbankan juga tenaga dan harta demi memuliakan sang tamu.

Kalau ditanya, bahagiakah Anda kedatangan tamu mulia itu? Tamu agung yang akan mengangkat derajat gaib kita di sisi Allah. Derajat yang tak terlihat manusia. Dan, tak bisa diukur dengan takaran materi. Tapi, pengorbanan kita langsung bisa diukur nyata dan terasa. Waktu tersita, harta berkurang, dan tenaga terkuras demi sang tamu.

Sekali lagi, bahagiakah kita dengan kedatangan tamu mulia itu? Bahagiakah kita dengan kedatangan bulan Ramadan? Bulan yang akan membuat kita tidak boleh makan, minum, hubungan suami istri, dan lainnya selama waktu tertentu untuk rentang satu bulan. Bulan yang memaksa perut Anda tak terisi makan dan minum. Bulan yang juga memaksa Anda tidak selayaknya seperti suami istri di siang hari.

Semua pertanyaan mendasar itu hanya bisa dijawab dengan bahasa iman. Seberapa kuat iman Anda, seperti itulah tingkat bahagia yang akan terasa di hati Anda. Tapi, jika iman kita lemah, hati kita akan terasa berat, terasa begitu banyak beban; meskipun lisan kita mengungkapkan bahagia luar biasa.

Silakan lisan mengungkapkan rasa bahagia yang basa-basi. Silakan penampilan kita melambungkan pencitraan. Tapi, amal kita akan membuktikan seperti apa jawaban hati kita yang sebenarnya.

Simak grafik amal kita selama satu bulan Ramadan. Apakah stabil naik hingga akhir bulan? Atau, stabil naik hanya selama satu pekan. Kemudian, meluncur ke bawah hingga “normal” di sepuluh hari akhirnya. Saat itu, Ramadan terasa seperti bulan-bulan biasa. Karena saat itu, kita lebih banyak berada di mal, pasar, jalan, toko kue, dapur; daripada di lingkungan masjid dan musholah rumah kita.

Simak pula tingkat fokus pikiran kita selama itu. Apakah selalu tertuju pada target tilawah, hafalan Al-Qur’an, qiyamul lail dan zikirnya? Atau, lebih tertuju pada hal lain di seputar uang, belanja, stok dapur, baju lebaran, hingga pulang kampung.

Sejatinya, bahagia kita adalah seperti bahagianya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat menyambut Ramadan.

Rasulullah mengatakan, Telah datang kepada kalian bulan Ramadan. Bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kalian berpuasa. Pintu-pintu surga dibuka. Pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya, terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi. (HR. Ahmad)

Inilah kabar gembira itu. Kabar gembira yang sedikit pun tidak menyebut tentang jatah dunia kita. Tentang karir kita. Tentang tambahan harta kita. Tentang pencitraan duniawi kita. Dan lainnya.

Kabar gembiranya hanya tentang pahala. Pahala yang berlipat luar biasa. Tapi, tidak akan bisa terlihat dan terasa oleh pandangan duniawi kita. Yang hanya bisa terlihat dan terasa oleh iman kita.

Tanyakan sekali lagi ke hati kita yang paling dalam. Bahagiakah sebenarnya kita dengan datangnya bulan Ramadan? Saatnya mengoreksi hati dan iman kita. Agar, Ramadan yang penuh berkah ini, memang benar-benar sebagai keberkahan. Bukan beban, apalagi siksaan. [Mh]

 

 

Tags: Bahagia Ramadan datangKeagungan bulan RamadanKemuliaan bulan Ramadan
Previous Post

ASAR Humanity Ajak Masyarakat Semakin Peduli Sesama

Next Post

Doa di Bulan Ramadan Pasti Terkabul

Next Post
Doa di Bulan Ramadan Pasti Terkabul

Doa di Bulan Ramadan Pasti Terkabul

Doa Setelah Shalat agar Khusyuk dalam Shalat

Doa Setelah Shalat agar Khusyuk dalam Shalat

Ramadan, Komunitas HmC Bali Berbagi 1000 Takjil

Ramadan, Komunitas HmC Bali Berbagi 1000 Takjil

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga