ChanelMuslim.com- Doa adalah sebab terkuat untuk menggapai harapan. Karena Allah sendiri yang memerintahkan kita untuk berdoa, tak mungkin disia-siakan. Apalagi beroda di bulan Ramadan bulan yang istimewa bulan yang penuh berkah.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).
Baca Juga: Memperbanyak Doa dalam Bulan Ramadan
Penjelasan ayat
Ayat “dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku”, yang dituju dalam bertanya yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang dimaksud hamba-hamba-Ku adalah yang beriman. “Bertanya tentang Aku”, yaitu apakah Allah itu dekat ataukah jauh. Maka katakanlah Allah itu dekat dengan ilmu-Nya, Allah pun mudah mengabulkan, dan mendengar setiap doa hamba-Nya.
Lalu disebut “Aku mengabulkan permohonan”, yaitu maksudnya Allah mendengarnya dan mengabulkannya. “Idza da’aan”, maksudnya ketika ia berdoa yaitu benar dalam berdoa. Bentuknya adalah:
Hati dalam keadaan hadir
Memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa seperti ikhlas dalam berdoa
Menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat doa tidak terkabul seperti makanan yang haram dan berlebihan dalam doa.
“Maka penuhilah segala perintah-Ku”, artinya jika kita mau taat dan patuh kepada Allah, Allah akan membalas dan memberikan ganjaran.
Lalu diperintahkan juga dalam ayat untuk beriman kepada Allah, yaitu meyakini bahwa Allah itu dekat dan mengabulkan setiap doa hamba.
Jika apa yang diperintahkan dalam ayat dipenuhi, maka seseorang disebut berada di atas kebenaran. Makna ar-rusydu adalah baik dalam berbuat.
Allah itu dekat
Selain ayat di atas, terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Allah itu dekat. Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Yang kalian seru adalah Rabb yang lebih dekat pada salah seorang di antara kalian daripada urat leher unta tunggangan kalian.” (HR. Muslim, no. 2704).
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa ada seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat lantas cukup kami bermunajat dengan-Nya ataukah jauh sehingga kami harus menyeru-Nya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diam dan turunlah ayat yang kita bahas di atas. (HR. Ibnu Abi Hatim, 2:767, Ibnu Jarir, 2:158. Di dalamnya ada perawi yang majhul-yang tidak diketahui-yaitu Ash-Shult bin Hakim bin Mu’awiyah, ia, ayah, dan kakeknya majhul. Lihat tahqiq Abu Ishaq Al-Huwaini terhadap Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim, 2:63).
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Yang dimaksud Allah itu dekat yaitu Allah dekat dengan kalian dari urat leher hewan tunggangan kalian. Namun, kedekatan yang dimaksud di sini adalah dalam doa. Kedekatan yang dimaksud bukanlah pada setiap keadaan. Namun, hanya ada pada sebagian keadaan. Sebagaimana disebut pula dalam hadits, ‘Tempat yang seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya yaitu ketika ia sujud.’ Ada hadits lainnya pula yang semisal itu.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 5:129).
Baca Juga: Raih Keberkahan Ramadan bersama Keluarga
Faedah ayat
Sebagian ulama menganggap bahwa penyebutan doa di akhir ayat puasa menunjukkan kita diperintahkan bersungguh-sungguh untuk berdoa di akhir puasa menjelang berbuka.
Dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya doa orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah, no. 1753. Dalam sanadnya terdapat Ishaq bin ‘Ubaidillah. Ibnu Hibban memasukkan perawi ini dalam perawi tsiqqah.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fath Al-Bari (11:96), “Setiap yang berdoa pasti akan dikabulkan, tetapi ada berbagai Doa Kita di Bulan Ramadan Pasti Terkabul 63 macam bentuk pengabulan. Terkadang terwujud seperti yang diminta. Terkadang pula didapatkan penggantinya.”
Kalau doa tidak terkabul, bisa jadi karena sebab yang berdoa sendiri. Keadaan orang yang berdoa misalnya hatinya tidak hadir saat berdoa, lalai saat berdoa, atau makan makanan yang haram.
Atau bisa jadi tidak terkabulnya doa sesuai yang diminta karena Allah sudah mengganti dengan yang lain. Atau bisa jadi pengabulannya tertunda kelak di akhirat, tentu lebih maslahat untuk dunia dan akhirat kita.
Doa adalah ibadah tersendiri. Maka setiap kali orang berdoa, ia mendapatkan ganjaran, terserah doa itu terkabul ataukah tidak. Bahkan jika seorang hamba tidak berdoa, Allah murka kepadanya.
Ada keutamaan doa bagi orang yang dalam keadaan susah seperti orang yang berpuasa, musafir, orang yang terzalimi, orang yang berada dalam kegentingan.
Mulianya orang yang beribadah kepada Allah karena disebut dalam ayat dengan kalimat ‘ibaadiy’ (hamba-hamba-Ku).
Disyariatkannya berdoa pada akhir amalan. Hal ini diambil dari ayat yang dibahas bahwa doa itu dianjurkan pada akhir amalan saleh, lebih-lebih lagi saat berpuasa.
Juga dalam ayat disebutkan,
“Aku itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 186). Hal ini menunjukkan bahwa doa cukup diucapkan lirih. Lirih dan jahr pada sisi Allah itu sama, lirih dalam doa itu lebih dekat pada ikhlas.
Sahabat Muslim Ayat ini menunjukkan keutamaan doa dari orang yang berpuasa. Maka sepatutnya kita memperbanyak doa terutama di bulan Ramadan.[Ind/Wld].
Sumber Untaian Faedah dari Ayat Puasa, penulis Muhammad Abduh Tuasikal, penerbit Rumaysho, cetakan kedua.