ChanelMuslim.com- Jodoh merupakan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Namun, manusia juga memiliki kemampuan untuk berusaha menjemput jodoh yang nantinya hasil usahanya akan ditentukan oleh Allah.
Allah tidak akan serta merta mengirimkam jodoh kepada kita tanpa adanya usaha, maka Islam mengajarkan beberapa amalan untuk kita agar segera dapatkan jodoh. Sahabat Muslim, berikut penjelasannya.
Oleh : Abdullah Makhrus (Ustaz pendamping Nadzor Taaruf Online kota Sidoarjo).
Niat
Bekal utama untuk menjemput jodoh adalah niat, seseorang yang akan dan sudah menikah harus senantiasa memperbaiki niat semata karena Allah. Ibarat alamat berkirim surat, niat ini adalah alamat yang akan dituju. Manakala niatnya saja salah maka surat tidak akan sampai pada tempat tujuan.
Karenanya, dulu ketika Rasulullah hendak mengajak para sahabat berhijrah beliau mengingatkan untuk meniatkan perjalanannya hijrahnya karena Allah sebagaimana sabdanya.
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka, niatkanlah berumah tangga karena Allah saja. Cari ridha-Nya, agar ketika ada masalah maka Allah akan senantiasa ikut membersamai menyelesaikannya.
Ikhtiar (usaha)
Seseorang yang meniatkan untuk menikah, maka ia semestinya berikhtiar/berusaha dengan sunguh-sungguh.
Jika belum menemukan calon, ia berusaha bertanya kepada orang tua, ustadz, maupun mendaftarkan/memperkenalkan.
Jika ia telah menikah hendaknya ia berikhtiar bersungguh-sungguh dalam menafkahi dan membina keluarganya dengan usaha yang maksimal.
Tentu, agar tujuan pernikahan kehidupan sakinah mawaddah warahmah mampu diraihnya.
Ketahui kelebihan dan kekurangan pasangan.
Melihat banyaknya kasus perceraian pada masa pandemi ini menunjukkan betapa rapuh kondisi pegangan hidup seseorang dalam keluarga terhadap keyakinan rezeki Tuhannya.
Manakala menjalani hidup berkecukupan, kehidupan rumah tangga tampaknya aman-aman saja. Namun, ketika guncangan ekonomi menghantam seperti saat ini, disitulah ujian pernikahan dihadapkan.
Karenanya, penting bagi suami atu istri melihat semua potensi kelebihan dan kekurangan pasangan sebagai bagian dari drama kehidupan.
Ketika menyadari pasangan memiliki kekurangan, maka di sana ada potensi amal untuk menyempurnakan. Di situ ada ladang pahala terbentang bagi siapa saja yang mau mengabil peran.
Amalkan ajaran islam secara kaffah (menyeluruh).
Menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan tentu menjadi bagian wujud keimanan pada Rabb pencipta alam.
Tidak mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Karena ancaman pelakunya amatlah berat, sebagaimana FirmanNya:
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 85).
Baca Juga: Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan Karya Salim A Fillah
Harus terus dan cepat belajar
Bekal selanjutnya untuk menjemput jodoh harus memahami realitas kehidupan pada masa disruption hari ini baik secara global, maupun di Indonesia mewajibkan semua insan harus terus belajar.
Bagi mereka sudah menyiapkan ilmu yang cukup, bergembiralah. Karena merekalah yang paling siap dan akan merayakan perubahan masa depan yang telah ditunggunya.
Namun, bagi mereka yang sudah nyaman dan takut dengan perubahan serta tak mau belajar, ini awal dari dimulainya kepunahan.
Maka, sudah menjadi keharusan sebuah pernikahan perlu dilandasi semangat untuk saling belajar. Saling memahami pasangan, maupun menyiapkan bekal perjuangan hidup di dunia, apalagi hingga persiapan kehidupan setelah kematian.
Jika tidak ada kemauan untuk belajar, maka bersiaplah menghadapi masalah berkepanjangan bersama pasangan hidup kamu. Tentu itu menjadi pilihan bagi setiap orang.
Kondisi apa yang akan Anda pilih? It’s your life choice