ALLAH akan memberi hidayah seseorang sesuai semangatnya. Ibnu Abbas (sepupu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam) yang semasa hidupnya terkenal sebagai seorang guru mengatakan sebagai berikut.
Orang yang paling mulia bagiku adalah murid ku yang senantiasa selalu ingin duduk denganku, bahkan ketika ia terlambat.
Baca Juga: Masya Allah, Inilah Kemuliaan Keluarga Ahli Quran
Dia permisi-permisi menerobos kerumunan manusia hanya karena ingin dekat denganku.
Aku sangat mencintainya sehingga kalau saja ada lalat yang hinggap di wajahnya yang bersemangat, aku ingin mengusirnya.
Sesungguhnya aku merasa terganggu dengan lalat itu karena lalat tersebut mengganggunya.
Allah Memberi Hidayah sesuai Semangatnya
Inilah akhlak Ibnu Abbas terhadap muridnya. Kecintaan Ibnu Abbas terhadap muridnya. Tentu ingin duduk dekat guru bisa dilakukan bila situasi memungkinkan.
Bila tidak, tidak baik juga bila memaksakan kehendak. Tapi bila ada kesempatan, maka ambil kesempatan tersebut.
Misalnya, ketika sholat Jumat, meski datang terlambat, selalu saja ada tempat yang kosong di shaf pertama atau kedua,
maka segera ambil berdiri di posisi shaf pertama/kedua untuk menunjukkan kecintaan kita kepada shaf pertama/kedua atau kepada ilmu, ambil peluang yang tidak diambil oleh orang lain.
Sikap Ibnu Abbas ini juga meniru dari apa yang dialami Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Suatu waktu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sedang memberi tausiah. Kemudian datang 3 orang yang terlambat.
Orang pertama berusaha menerobos dan berhasil duduk di shaf depan karena memang masih ada yang kosong. Orang kedua duduk di pertengahan shaf.
Orang ketiga duduk di paling belakang, tidak lama kemudian ia pulang.
Setelah selesai tausiah, Rasulullah Shallalllahu alaihi wa sallam berbincang dengan beberapa sahabat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bertanya: “Kalian lihat tidak, 3 hadirin majelis taklim yang terlambat tadi.”
Para sahabat menjawab: Ya. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkata:
“Sesungguhnya hidayah Allah itu akan diberi kepada seseorang sesuai dengan semangatnya.”
Mengapresiasi Murid
Orang yang pertama, yang semangat mencari duduk di shaf depan.
Duduk di shaf depan berarti butuh konsentrasi lebih banyak, maka orang ini akan ditolong oleh Allah. Akan diberi lebih banyak hidayah.
Orang yang duduk di pertengahan shof, semangatnya mendapat ilmu sedang-sedang saja, maka Allah beri hidayah sesuai dengan semangat orang tersebut.
Orang ketiga, duduk di paling belakang, tidak lama kemudian ia pergi. Ini menunjukkan bahwa ia tidak butuh ilmu, maka Allah tidak akan menolong orang yang seperti ini.
Peristiwa inilah yang membuat Ibnu Abbas begitu mengapresiasi muridnya yang selalu berusaha duduk di depan untuk menimba ilmu. Karena In syaa Allah, Allah akan memberi hidayah sesuai semangatnya.
Wallahu a’lam.[ind]
Dari Resume Ngaji At-Tibyan 12 K.H. Abdul Aziz AR, Lc, Al-Hafiz