Seruan dari politisi sayap kanan untuk melarang pengungsi Muslim masuk ke Swiss menuai kecaman dari beberapa politisi yang menganggap hal itu sebagao diskriminatif.
“Ini tindakan diskriminatif dan tidak menyelesaikan apapun serta hanya memberikan kontribusi untuk suasana kebencian,” ujar Martine Brunschwig Graf, kepala komisi federal menolak rasisme, seperti dikutip oleh Tribune de Genève.
Menurut laporan online dari Blick, Walter Wobmann, anggota parlemen dari Partai Rakyat Swiss (SVP) dari Solothurn, telah menyerukan untuk melarang masuknya pengungsi dari Suriah dan Irak.
Seruan Wobmann itu menyusul serangan berdarah di kantor majalah Charlie Hebdo Prancis pekan lalu yang menewaskan 12 orang.
Anggota SVP, yang berada di balik suksesnya kampanye melarang pembangunan menara masjid di Swiss, memperingatkan bahwa pendekatan pemerintah terhadap para pencari suaka dapat mendorong bangkitnya ekstremisme di negara Eropa.
Namun pernyataan anti Muslim politisi itu ditolak oleh Carlo Sommaruga, anggota parlemen federal dari Jenewa dan anggota partai sosialis.
Beberapa anggota SVP juga berlepad diri dari seruan Wobmann tersebut.
“Kami tidak perlu terlibat perdebatan tanpa akhir,” kata Claude-Alain Voiblet, anggota parlemen SVP lainnya.
Namun, Voiblet memperingatkan bahwa Swiss bukanlah “pulau keamanan” yang harus bersiap untuk mendapat serangan serupa.
Menurut CIA Factbook, Swiss adalah rumah bagi sekitar 400.000 Muslim, yang mewakili 5 persen dari total hampir delapan juta orang yang ada di negara itu.
Pada tahun 2013, sekitar 80.000 orang asing telah berimigrasi ke Swiss, menurut klaim Partai Rakyat Swiss (SVP).
Ada 1,7 juta imigran di Swiss, yang membentuk 22,3 persen dari 7,9 juta penduduk negara itu.[af/onislam]