ChanelMuslim.com- Manusia itu makhluk lemah. Kemampuannya sangat terbatas. Sementara dunia yang dihadapinya begitu berat dan dashsyat.
Secara fisik, manusia jauh lebih lemah dari makhluk Allah yang lain. Tubuhnya tidak dirancang untuk benturan. Tidak disiapkan untuk jatuh dari ketinggian. Tidak akan tahan dengan panas dan dingin.
Kerentanan fisik juga untuk segala pemicu penyakit. Manusia tak memiliki kemampuan menyaring kotoran, kuman, virus, dan lainnya. Tubuhnya memang dirancang untuk hal-hal yang bersih.
Secara mental, manusia juga bukan makhluk super. Ada rasa takut, bahkan kadang melampaui batas minimal. Ada gelisah dan cemas yang menghalusinasi hal biasa menjadi menakutkan. Ada kelemahan nalar yang bisa menjerumuskan.
Ia menjadi makhluk paling rentan di masa kanak-kanak, serta paling ceroboh dan pikun di usia tua. Masa “kuat” dan produktifnya begitu terbatas.
Bandingkan dengan kekuatan alam di sekelilingnya. Hujan yang bisa menenggelamkan kota. Topan dan badai yang bisa memporak-porandakan pohon dan bangunan buatan manusia. Gunung yang mampu meluluhlantakkan apa pun yang berada di bawahnya. Serta gempa dahsyat yang tanpa ampun meratakan apa pun di atas bumi untuk sejajar dengan tanah.
Bayangkan fisik dan mental yang lemah itu berhadap-hadapan dengan kekuatan alam. Berhadapan dengan gunung yang menyemburkan awan panas, lava pijar yang menghanguskan. Berhadapan badai dan banjir yang tanpa ampun.
Kadang, sesama manusia pun saling menghancurkan. Mereka yang merasa kuat bisa berbuat apa pun kepada yang lemah. Senjata dan peluru untuk ditembakkan sesama manusia.
Begitu pun dengan keserakahan yang menyengsarakan. Segelintir manusia bergelimang uang, sementara jutaan lainnya hidup sengsara dalam kefakiran.
Bayangkan jika semua kedahsyatan itu berhadapan dengan manusia lemah dalam waktu yang sama. Alam yang murka, dan manusia-manusia jahat dan durjana.
Bayangkan jika tak ada satu pun tempat manusia berlindung. Sebuah tempat yang jauh lebih kuat dari ancaman apa pun yang ada. Sebuah pihak yang sangat kaya, yang mampu mengucurkan kebutuhan apa pun yang diminta.
Siapakah itu? Iman akan memberikan penegasan kuat: Allah subhanahu wata’ala. Dialah yang memegang kendali semua kekuatan alam ini. Dialah yang bisa menonaktifkan segala kebengisan manusia terhadap yang lain.
Seorang pemuda bernama Ibrahim alaihissalam pernah dihadapkan dengan keganasan api besar yang menyala. Hal yang mustahil untuknya bisa selamat dan tidak tersiksa dengan ancaman itu.
Saat itu, Malaikat Jibril datang dan menawarkan bantuan. Padahal, mengenyahkan semua itu bagi Malaikat Jibril merupakan perkara mudah.
Namun, Nabi Ibrahim menolak. Dengan penuh kemantapan, ia berujar, “Hasbunallah wani’mal wakil.” Cukuplah Allah Subhanahu wata’ala sebagai penolong dan pelindung.
Kalimat sederhana itu telah membuat keajaiban luar biasa. Api yang menyala berubah dingin dan nyaman untuk Nabi Ibrahim. Karena Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan api untuk menjadi di luar kelazimannya: dingin dan nyaman.
Begitu pun yang pernah dialami Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabatnya. Ketika terdengar kabar bahwa pasukan kafir Quraisy telah mengepung mereka. Mereka mengucapkan kalimat yang sama seperti yang diucapkan Nabi Ibrahim: hasbunallah wani’mal wakil.
Ketika “pukulan” hidup di luar kemampuan nalar untuk dihadapi. Jangan hadapi sendiri. Segeralah berlindung ke Yang Maha segalanya. Dan berbaik sangkalah, bahwa Allah sudah menyiapkan jalan keluar. (Mh)