ChanelMuslim.com – Setengah tahun pandemi Covid-19 telah terjadi di Indonesia. Politisi Senior dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Byarwati menilai kinerja pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19 belum maksimal dirasakan dampaknya oleh rakyat.
Anis menyoroti salah satu program pemerintah yang merupakan program stimulus untuk ekonomi dalam rangka penanganan Covid-19 yang terangkum dalam satu program yaitu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Kita juga tahu berdasarkan evaluasi, realisasinya sangat tidak maksimal,” tutur Anis.
Lebih lanjut, Anis yang juga Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi ekonomi, keuangan dan perbankan, memaparkan bahwa sejak program ini digulirkan realisasi serapan anggarannya hanya 25%. Anis kemudian merinci serapan anggaran untuk beberapa sektor yang masih terbilang rendah yaitu realisasi anggaran perlindungan sosial hanya 49% dari yang dianggarkan Rp203,9 trilyun, anggaran UMKM yang terlaksana 37% dari Rp123,46 trilyun, anggaran kesehatan yang realisasinya hanya 13,38% dari alokasinya yang Rp87,55 trilyun.
Demikian juga dengan anggaran untuk kementerian, lembaga dan Pemda baru terealisasi 21,6% dari dana yang dianggarkan sebanyak Rp106,11 trilyun. Selanjutnya, untuk insentif dunia usaha, realisasinya hanya 13% dari Rp120,61 trilyun, dan program pembiayaan korporasi bahkan sama sekali belum terealisasi dari anggaran 53,57 Trilyun.
Berdasarkan data di atas, Anis memprediksi, jika pertumbuhan realisasi hanya 20% per bulan hingga akhir tahun, maka realisasinya hanya akan mencapai 50-55% saja. Jika sekarang belum ada yang mencapai 50%, maka sampai akhir tahun diperkirakan maksimal hanya 50% serapan anggaran yang sudah disediakan.
“Artinya akan ada dana lebih dari Rp300 trilyun yang tidak terserap untuk penanganan Covid ini,” ujarnya.
Politisi dari dapil Jakarta Timur ini juga menegaskan bahwa rendahnya serapan anggaran ini menyebabkan tujuan utama Program PEN belum terasa dan belum dinikmati rakyat.
“Hal ini tercermin dalam pertumbuhan ekonomi kuartal ke II tahun 2020 yang masih negatif,” paparnya.
Dengan data yang dipaparkannya di atas, Anis mendorong pemerintah untuk bekerja lebih sigap. Tidak cukup pemerintah mengatakan serius dalam penanganan Covid-19, namun kenyataannya realisasi anggaran sangat rendah.
“Karena ini artinya, dana yang dianggarkan tidak dibelanjakan sehingga baru antara 13% hingga 49% saja yang dipergunakan,” katanya.[ind]