Chanelmuslim.com – Sementara di Madinah, pusat pemerintahan Islam saat itu, Khalifah Abu Bakar melakukan shalat syukur, atas nikmat besar yang diberikan Zat yang Maha Agung dan Mahatinggi. Dialah yang menganugerahkan kemenangan ini. Dialah yang menciptakan dan menggerakan sang pahlawan kita ini.
Khalifah Abu Bakar yang cerdas dan mempunyai bashirah yang mendalam, sudah mengetahui bahwa kekuatan jahat yang berada di perbatasan masih memberikan ancaman serius bagi Islam dan kaum muslimin. Yakni, kekuatan Persia di Irak dan kekuatan Romawi di Syam.
Keduanya adalah kerajaan tua yang selalu mengintai kelemahan umat Islam. Mereka memeras dan menyiksa rakyat Irak dan Syam. Rakyat yang mayoritas orang-orang Arab juga mereka paksa untuk memerangi kaum muslimin yang menyuarkan agama baru dan ingin menghapus keburukan ajaran lama.
Karena itulah, Khalifah Abu Bakar mengutus Khalid untuk berangkat ke Irak.
Maka, berangkatlah pahlawan ini ke Irak. Seandainya kesempatan kali ini cukup untuk mengisahkan kemenangan demi kemenangan yang diraihnya, tentu kita akan menyaksikan keajaiban demi keajaiban.
Ia memulai operasi militernya di Irak dengan mengirim surat ke seluruh gubernur wilayah yang berada di bawah kekuasaan Persia.
Kesejahteraan bagi siapa yang mengikuti petunjuk.
Segala puji bagi Allah yang telah memorak-porandakan kaki tangan kalian, merenggut kerajaan kalian, dan melemahkan tipu muslihat kalian.
Barangsiapa yang shalat seperti shalat kami, menghadap ke arah kiblat kami, dan memakan sembelihan kami, maka dia seorang muslimin. Ia memiliki hak dan kewajiban seperti hak dan kewajiban yang kami miliki.
Bila surat ini sampai kepada kalian, kirimlah jaminan dan kalian akan mendapatkan perlindungan dari kami. Jika tidak, demi Allah yang tiada tuhan selain Dia, akan kukirimkan kepada kalian orang-orang yang mencari mati seperti kalian mencari hidup.”
Para mata-mata yang disebarkan ke seluruh penjuru Irak melaporkan adanya kekuatan-kekuatan bersenjata yang dipersiapkan oleh para panglima Persia di berbagai tempat. Khalid tidak mau kehilangan kesempatan. Dengan pasukannya, ia berangkat untuk menggempur kekuatan-kekuatan jahat itu. Berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain dengan sangat cepat.
Kemenangan demi kemenangan dicapai oleh pasukan Islam, mulai dari kota Ubullah, Sadir, Najaf, Hirah, Anbar, hingga ke Kadhimah. Di setiap tempat mereka disambut oleh wajah berseri gembira. Bendera Islam berkibar menjadi tempat berlindung orang-orang lemah dan tertindas.
Pasukan Persia menindas dan menyiksa rakyat wilayah jajahannya. Sangat berbeda dengan pesan Khalid kepada pasuskannya setiap kali hendak melakukan peperangan, “Jangan kalian sakiti para petani. Biarkanlah mereka bekerja dengan aman, kecuali jika mereka menyerang kalian. Perangilah orang yang memerangi kalian.”
Dengan pasukannya, Khalid meneruskan perjalanan dengan gerak cepat dan sekarang sudah tiba di perbatasan Syam.
Bunyi takbir dan azan pun bergema di perbatasn Syam.
Apakah pasukan Romawi yang berada di Syam mendengar azan itu?
Apakah mereka menyadari bahwa suara takbir itu berarti masa kekuasaan dan kekejaman mereka telah habis?
Ya! Mereka mendengar azan dan takbir itu. Mereka terkejut dan takut. Mereka memilih perang, namun hanya merupakan keputusasaan yang berujung kesia-siaan.
(bersambung)
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom