SAHABAT ChanelMuslim, masalah utang memang bisa bikin runyam. Apalagi jika ketika ditagih utang, malah tidak bayar, bahkan menghilang tanpa alasan.
Seorang pembaca ChanelMuslim bertanya kepada Ustaz Farid Nu’man Hasan mengenai masalah utang piutang. Bagaimana sikap terbaik kita sebagai Muslim pada saat menagih utang.
Ustaz, Saya ingin bertanya, jika ada teman kita berutang ke kita lalu ditagih pertama direspon tapi belum bayar, terus kita tagih kedua ketiga dan seterusnya tidak direspon.
Apakah boleh kita ngomong ke orang tuanya kalau anaknya berutang ke kita?
Baca Juga: 4 Cara Hidup Tanpa Utang
Ditagih Utang Tidak Bayar
Pengurus PP Al Irsyad Al Islamiyah Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan bahwa dibolehkan si pemberi utang mengadukan perihal tersebut kepada orang tua pengutang agar orang tuanya juga ikut mengingatkan.
Itu bukan menyebarkan aib, sebab utang bukan aib, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri punya utang kepada Yahudi sebagaimana disebutkan dalam hadis Imam Bukhari.
Yang aib adalah orang yang hobi berutang, tapi tidak ada itikad baik mau melunasi. Ini merugikan orang banyak. Wallahu ’lam.
Demikian penjelasan Ustaz mengenai sikap kita sebagai Muslim yang menagih utang kepada orang lain. Sekali lagi, adab dan akhlak yang ditekankan pada saat bermuamalah.
Dalam masalah utang piutang, Sahabat ChanelMuslim bisa memosisikan diri sebagai pemberi utang maupun penerima utang.
Ketika bertindak sebagai pemberi utang, sejatinya kamu sedang memberikan bantuan kepada yang membutuhkan dan tentu bernilai pahala yang luar biasa.
Di sisi lain, sebagai penerima utang, kamu adalah pihak yang ditolong dan merupakan kewajiban kamu untuk membalas kebaikan orang tersebut dengan membayar utang.
Inilah dua sikap utama yang dapat ditunjukkan sebagai seorang Muslim dalam hal utang piutang. Sungguh indahnya persahabatan dan pertemanan jika kita semua memahami kondisi masing-masing.[ind]