SAHABAT Muslim, tahukah kamu bahwa ternyata hukum jual beli kredit itu diperbolehkan? Ada pertanyaan yang diajukan oleh Ustaz Farid Nu’man Hasan.
Ustaz, Saya mau bertanya bagaimana hukumnya menjual dengan harga berbeda antara kredit dan cash, misalnya jual buku, jika cash harganya 100 ribu, jika cicilan 3 kali x 40rb.
Jazakallah khoiron katsir.
Baca Juga: Dikreditkan Motor oleh Orang Tua
Hukum Jual Beli Kredit, Tidak Mutlak Riba
Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa Ba’d:
Ketika dia memilih salah satu di antara keduanya maka itu boleh, berarti 1 akad dan 1 transaksi. Dia pilih yang tunai atau kredit.
Jual beli secara kredit/cicilan/angsuran (Bai’u bith Taqsith, atau Li Ajal) dengan harga yang berbeda antara cash dan kredit, adalah boleh menurut mayoritas ulama. Itu bukan riba.
Alasannya adalah keumuman ayat:
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili Rahimahullah mengatakan:
أجاز الشافعية والحنفية والمالكية والحنابلة وزيد بن علي والمؤيد بالله والجمهور : بيع الشيء في الحال لأجل أو بالتقسيط بأكثر من ثمنه النقدي
Syafi’iyah, Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, Zaid bin ‘Ali, dan Al Muayyid billah, serta jumhur (mayoritas ulama) membolehkan jual beli sesuatu secara kredit yang harganya melebihi harga tunainya. (Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 5/147)
Tentu dengan akad transaksi yang jelas, jelas pula barangnya, dengan cicilan yang tetap. Seperti ini tidak apa-apa. Syaikh Wahbah Az Zuhaili memberikan contoh jika sebuah barang harga cashnya 1000, dan cicil menjadi 1100, ini boleh, walau ketika penawaran dua harga ini sudah disebutkan; harga cash sekian, harga kredit sekian. (Ibid)
Ini juga dikatakan Syaikh Abdul Aziz bin Baaz fatwanya, bahwa cara jual beli seperti itu tidak ada larangannya.
Beliau Rahimahullah berkata:
“Saya pernah ditanya tentang hukum jual beli sekarung gula pasir dan lainnya, yang dicicil sampai waktu yang telah ditentukan dengan harga yang lebih tinggi dari cash/kontan. Maka saya jawab, mu’amalah ini SAH, sebab kontan dan kredit itu berbeda. Sementara seluruh umat Islam mempraktkkan mu’amalah ini. Jadi mereka telah SEPAKAT atas kebolehannya.”
(Majalah Al Iqtishad Al Islami, I/42, no. 11. 1402H)
Demikian. Wallahu a’lam
NB: sedangkan jika kreditnya lewat leasing/bank maka kembali kepada sistem yang digunakan masing-masing leasing. Apakah sistem konvensional atau syariah.[ind/Cms]