ChanelMuslim.com – Siapa yang Menaklukan Benteng Itu?
Ini kisah seorang yang gagah berani penakluk benteng musuh. Diriwayatkan dari Al Ashmu’i bahwa ketika maslamah bin Abdul Malik mengepung sebuah benteng dan orang-orang belum ada yang berani memasuki lorong-lorong benteng, tiba-tiba seseorang yang tidak dikenal menyeruak keluar dari barisan pasukan.
Ia berlari menghadapi kebinasaan dan kematian, maju menghadapi pasukan kafir. Ia membuka jalan bagi orang-orang beriman untuk memasuki benteng, Allah pun memenangkan kaum muslimin dalam peristiwa itu.
Baca Juga: Pembersihan Jiwa Raga Benteng Keluarga Sakinah
Siapa yang Menaklukan Benteng Itu?
Setelah peperangan, Maslamah berteriak, “Dimanakah orang yang menaklukan lorong benteng tadi?”
Tidak seorang pun yang datang untuk mengakuinya.
Ia kembali berteriak, “Sesungguhnya aku sangat menginginkan ada di antara kalian yang mengakuinya.”
Tidak ada juga yang maju untuk mengakuinya.
Kemudian seorang laki-laki menemui Hajib lalu berkata kepadanya, “Izinkanlah aku menghadap kepada amir.”
“Apakah anda yang menerobos masuk ke dalam lorong benteng?” tanya Hajib.
“Aku akan memberitahukan kepada kalian dan akan aku tunjukan siapa orangnya?”
Setelah itu, laki-laki itu mendatangi Maslamah dan berkata, “Sungguh laki-laki yang menerobos lorong benteng ini menawarkan kepada kalian tiga syarat, pertama; kalian tidak mencatat namanya pada lembaran kertas lalu melaporkannya kepada khalifah.
Kedua; jangan kalian meminta kepada khalifah agar memberikan imbalan kepadanya, imbalan apapun, baik berupa hadiah maupun upah. Dan ketiga; kalian tidak boleh bertanya siapa orangnya.”
Maslamah sang pemimpin pasukan berkata, “Biarlah balasannya untuk dirinya sendiri.”
Laki-laki itu pun berkata, “Akulah orangnya.”
Setelah peristiwa itu, Maslamah pada setiap selesai shalat selalu berdoa, “Ya Allah, jadikanlah aku seperti laki-laki yang pernah menaklukkan benteng itu.”
Inilah potret pasukan yang ikhlas. Mereka adalah orang-orang yang memilih tulus bekerja karena Allah, mereka orang-orang bertakwa yang tersembunti, yang apabila hadir tidak dikenal dan apabila tidak ada, tidak ada yang mencari.
Hati-hati mereka laksana lampu yang menebarkan cahaya petunjuk. Mereka terbebas dari kegelapan dan kezhaliman. Mereka adalah orang-orang yang Allah cintai dan ridhai.
Kita memohon kepada Allah semoga Dia berkenan menjadikan kita seperti orang-orang yang selalu mengikhlaskan niatnya dan menganugerahkan kesempatan kepada kita untuk mengikuti jejak kesalehan mereka, sungguh Allah Maha Mendengar dan Maha dekat. [My/Dalam Pangkuan Sunnah/Syaikh Yusuf Qardhawi]