ChanelMuslim.com- Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk memperpanjang masa PSBB. Berbeda dengan PSBB sebelumnya, periode pasca 4 Juni ini merupakan masa transisi menuju ‘new normal’ atau kebiasaan baru. Penerapan masa transisi ini akan berakhir akhir Juni.
Ada yang menarik dari kebijakan Pemprov DKI ini. Bukan sekadar dari kebijakan masa transisi yang belum terdengar di wilayah lain sebagai kehati-hatian naiknya kembali angka penyebaran corona. Tapi, pada pemilihan sektor mana yang didahulukan dan mana yang dikemudiankan.
Pada hari pertama masa transisi, beberapa sektor sudah diperbolehkan beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Antara lain, fasilitas olah raga outdoor dan rumah ibadah yang di dalamnya masjid.
Sementara, pertokoan, perkantoran, perindustrian, pergudangan, museum, galeri, dan ojek pengangkut penumpang baru bisa beroperasi pada 8 Juni. Kapan mal dibuka? Mal dan pasar non pangan baru dibuka pada tanggal 15 Juni, atau sepuluh hari setelah rumah ibadah diizinkan beroperasi.
Kebijakan ini berbeda dengan wilayah lain di mana mal lebih dahulu dibuka sebelum masjid. Bahkan ada juga wilayah yang membiarkan mal tetap beroperasi selama PSBB, tapi masjidnya ditutup.
Sejumlah tafsiran bisa diambil dari kebijakan PSBB masa transisi di DKI Jakarta ini. Antara lain, DKI Jakarta ingin memperlihatkan kepada seluruh wilayah lain di Indonesia bahwa rumah ibadah yang di dalamnya masjid merupakan hal yang sangat prioritas sebelum membuka sektor lain, termasuk sektor yang berurusan dengan duit dan makan.
Membuka masjid sebelum perkantoran, mal, dan toko; menyiratkan bahwa hal yang paling dibutuhkan oleh bangsa Indonesia di saat musibah wabah ini adalah pemenuhan kebutuhan ruhani. Dari sinilah, umat bisa beribadah dan berdoa kepada Yang Maha Berkehendak untuk bisa dilindungi dan diselamatkan dari bahaya wabah ini.
Inilah pengamalan dari Pancasila yang tanggal kelahirannya dirayakan bangsa ini 1 Juni lalu. Sila pertama dari Pancasila bukan soal ekonomi dan politik. Melainkan, hubungan yang dekat antara manusia dengan tuhannya, Allah swt.
Kedua, recovery atau penyembuhan dari hantaman musibah wabah yang dialami bangsa ini, setidaknya selama 3 bulan terakhir, harus diawali dengan penyembuhan mental spiritualnya. Bukan pada kantongnya, apalagi perut dan syahwatnya.
Ketiga, kebijakan membuka masjid sepuluh hari lebih awal dari membuka toko dan mal oleh Pemprov DKI Jakarta menunjukkan bahwa sang pemimpin tertinggi di daerah tersebut tidak tersandera oleh cukong dan konglomerat. Pemprov DKI lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan warganya daripada memberikan kepuasan kepada para cukong dan konglomerat.
Inilah salah satu bentuk independensi seorang pemimpin dan pejabat publik. Bahwa, kepentingan dan kemaslahatan warganya jauh lebih utama dari tekanan dan godaan para cukong dan politisi busuk.
DKI Jakarta kini menjadi sorotan dan teladan untuk wilayah lain di Indonesia bagaimana memulai ‘new normal’ yang sebenarnya. Bahwa pendekatan spiritual melalui penyegeraan membuka rumah ibadah benar-benar terwujud dalam kebijakan nyata, bukan pencitraan dan basa basi yang kini marak dilakukan para pemimpin bangsa ini.
Kami ucapkan selamat dan hormat kepada Pemprov Jakarta. Selain telah berhasil melindungi warganya dari bahaya wabah, juga telah meneladani tetang langkah yang jauh lebih utama di masa ‘new normal’ yang akan diterapkan. Bukan mal dan toko. Tapi, rumah ibadah. (Mh)