ChanelMuslim.com – Sekretaris Umum Dewan Dakwah, Avid Sholihin, mengatakan, kapitalime telah berhasil memacu peningkatan produk domestik bruto dunia. Namun, menimbulkan kerusakan besar dalam tatanan kehidupan seperti kemiskinan dan kesenjangan yang kian lebar.
“Jadi kita membutuhkan sistem ekonomi alternatif yaitu Ekonomi Islam atau Ekonomi Manusiawi,” tuturnya selaku keynote speaker pada Forum Ekonomi Manusiawi bertema “Komparasi Negeri Jiran, Alternatif Tata Kelola Ekonomi Inklusif, Zakat dan Wakaf” yang digelar Kamis, 27 Februari 2020 di Aula Masjid Al-Furqon, Dewan Dakwah, Jakarta Pusat.
Forum hasil kerjasama LAZNAS Dewan Dakwah, POROZ, dan Wadah Selangor, itu menghadirkan pembicara Chairman Wadah Selangor, Tn H Nik Mohd Yusoff bin Nik Ismail, Guru Besar Ekonomi Universiti Teknologi MARA, Malaysia, Prof Saadiah binti Mohamad; Nana Mintarti (Komisioner BAZNAS), Sigit Pramono (Rektor STEI SEBI), dan Hendry Tanjung (Wadir Pascasarjana UIKA).
Acara diikuti ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, pengurus ormas, wartawan, dan pimpinan lembaga zakat berbasis ormas yang tergabung dalam Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ).
“Sungguh prihatin kemiskinan dan kesenjangan di dunia termasuk Indonesia,” kata Prof Saadiah.
“Agak sulit rasanya kita menerima data statistik tapi realitanya menunjukkan masih banyak kemiskinan yang terjadi,” imbuhnya.
Tuan Hj Nik Mohd Yusuf yang akrab disapa Pak Yusuf, mengatakan, “Arah forum ekonomi manusiawi bukan urusan harta, tapi membangun manusia.
“Krisis ekonomi justru terjadi karena permasalahan krisis moral manusianya,” tutur Pak Yusuf.
Maka Yusuf menyarankan gerakan reformasi tabiat diri, institusi, dan pihak berkuasa yang menjadi titik permulaan perubahan.
Nana Mintarti mempresentasikan capaian BAZNAS dalam kontribusi penerapan ekonomi manusia, dengan program-program pemberdayaannya.
Terakhir Sigit Pramono, menyampaikan perlunya membangun ekonomi dengan visi Islam dan instrumen ZISWAF.[ah/rilis]