ChanelMuslim.com – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Selasa kemarin meminta masyarakat internasional segera menyelesaikan krisis Rohingya.
"Mari kita mulai berbicara apa adanya. Apa yang terjadi di negara bagian Rakhine adalah genosida," katanya di sela-sela Sesi ke-74 Majelis Umum PBB seperti dilansir Channel News Asia, Rabu hari ini..
"Apa yang terjadi adalah pembunuhan massal, pemerkosaan sistematis dan pelanggaran HAM berat lainnya."
Sekitar 740.000 Rohingya meninggalkan desa mereka di Rakhine setelah operasi militer pada Agustus 2017.
Mereka bergabung dengan hampir 200.000 yang sudah tinggal di kamp-kamp kumuh di seberang perbatasan di Cox's Bazar, di Bangladesh tenggara.
Semakin lama pengungsi tinggal di kamp-kamp tersebut, situasi mereka akan semakin menyedihkan, ujar Mahathir.
"Sebagaimana adanya, para pengungsi rentan terhadap eksploitasi. Mereka bisa jadi sasaran kejahatan lintas batas seperti perdagangan manusia dan perbudakan seks, antara lain. Mereka hanya dapat melihat masa depan yang suram," kata dia.
Mereka yang bertahan di Myanmar telah menjadi pengungsi internal yang mendekam di kamp-kamp di Rakhine, kata Mahathir.
"Pihak berwenang Myanmar telah menolak akses beberapa pejabat PBB dan pekerja bantuan kemanusiaan," kata dia.
"Jika Myanmar tidak menyembunyikan apa pun, mengapa orang lain tidak boleh menilai situasi di Rakhine? Biarkan para pejabat dan pekerja bantuan ini mengunjungi, memeriksa dan membantu mereka yang tinggal di kamp-kamp."
Repatriasi harus menjadi prioritas utama Myanmar untuk menunjukkan keseriusannya dalam menanggulangi krisis, kata Mahathir.
Dua upaya repatriasi telah dilakukan untuk memulangkan beberapa pengungsi namun keduanya gagal.
"Alasannya jelas. Tidak ada yang akan kembali jika mereka tidak merasa keselamatannya terjamin," kata dia.
"Malaysia akan terus bersikeras bahwa repatriasi dilakukan dengan cara yang aman, sukarela dan bermartabat."
Mahathir mengatakan ini hanya bisa dilakukan dengan memberikan kewarganegaraan penuh kepada para Rohingya.
"Namun, otoritas Myanmar telah memanipulasi masalah Rohingya dan mengeksploitasi rasa takut, kebencian dan kekerasan.
“Dengan demikian, hanya mempertimbangkan gagasan pemberian kewarganegaraan tidak dapat diterima," ujar dia.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wazed yang juga hadir dalam acara itu mengatakan negaranya menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya.
Malaysia menurut juga telah memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk rumah sakit lapangan di Cox's Bazar dan menampung hampir 100.000 pengungsi Rohingya yang terdaftar, dan lebih banyak lagi yang tidak terdaftar.
"Walaupun ini mungkin tampak seperti jumlah kecil dibandingkan dengan yang ada di Bangladesh, banyak hal telah dilakukan untuk memungkinkan mereka hidup layak sementara mereka menunggu relokasi ke negara ketiga.
"Kami akan terus membantu warga Rohingya dalam kemampuan kami," dia berjanji.[ah/anadolu]