MAKNA hijrah menurut K.H. Didin Hafidhuddin adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk, yang tidak ada manfaatnya dan diganti dengan perbuatan-perbuatan yang produktif. Nantinya, dampak positifnya sangat besar bagi umat dan bangsa.
Baca Juga: Alasan Utama Nabi Hijrah Ke Madinah Bukan Karena Ancaman Keamanan
Makna Hijrah Menurut KH Didin Hafidhuddin
Lebih lanjut, mantan ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ini menjelaskan, agar umat Islam meninggalkan kebiasaan ghibah dan diganti dengan tabayyun.
Selain itu, umat Islam harus meninggalkan kebiasaan malas dan diganti dengan sikap aktif dan produktif.
Seperti diketahui, malas memang menjadi suatu sifat buruk yang dirasakan kebanyakan orang.
Namun, bukan berarti kita harus menuruti rasa malas tersebut. Sebagai Muslim, kita harus menang melawan rasa malas itu.
Kiai Didin juga mengingatkan hendaknya umat Islam meninggalkan kebiasaan maksiat dan diganti dengan kebiasaan ketaatan, meninggalkan kebiasaan merokok dan membuang uang secara mubazir diganti dengan kebiasaan berinfak dan yang lainnya.
Hal senada diungkapkan praktisi pendidikan, Dr Hasan Basri Tanjung MA. Ketika memberi taushiyah pada acara Semarak Muharram yang digelar di halaman Masjid Riyadlush Shalihin Parung.
Hasan Basri menjelaskan, makna hijrah itu adalah bergerak.
Kita harus hijrah dari kemusyrikan menuju ketauhidan, kita juga harus hijrah dan kemalasan menuju sungguh-sungguh dan kita harus hijrah dari kemiskinan menuju kekayaan. (Mh/Cms]