KUALITAS kepemimpinan Umar bin Khattab sangat bagus ditanamkan kepada anak. Umar dikenal sebagai seorang sahabat yang berani dan cerdas. Umar memiliki bakat membaca orang. Kualitas ini terlihat saat beliau dalam memilih dan mengangkat komandan dan gubernur di seluruh wilayah Islam.
Baca Juga: Pentingnya Pembinaan Menurut Umar bin Khattab
Menanamkan 4 Kualitas Kepemimpinan Umar bin Khattab pada Anak
Dia adalah pemimpin orang-orang yang terpercaya, gelar yang diberikan kepadanya oleh para sahabat Nabi ketika dia menjadi Khalifah kedua. Ketika Abu Bakar berada di ranjang kematiannya, beliau meminta beberapa penasihatnya di antara para sahabat untuk memilih seorang khalifah baru untuk menggantikannya. Ketika mereka mendesaknya untuk memilih penggantinya sendiri, dia memilih Umar.
Ada alasan yang sangat kuat untuk memilih Umar bin Khaththab karena Umar sangat dekat dengan Nabi sebagai sahabat dan juga memiliki hubungan dekat sebagai ayah mertuanya.
Saat Rasulullah berdakwah di Makkah, Umar menjadi salah satu penentang yang paling keras. Hal ini membuat Rasulullah berdoa agar salah satu dari dua Umar menjadi pendukungnya.
“Ya, Allah, kuatkanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar,” ucap Rasulullah.
Dua Umar yang dimaksud adalah Amr bin Hisyam alias Abu Jahal, dan satu lagi adalah Umar bin Khattab. Beberapa tahun kemudian, keinginan Rasulullah itu terkabul: Umar memeluk Islam dan menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling dekat.
1. Kekuatan
“Yang paling bermurah hati dari umatku terhadap umatku adalah Abu Bakar; orang yang berpegang teguh pada agama Allah adalah ‘Umar. (HR. Ibnu Majah)
Umar dikenal karena kekuatan karakternya dan ketangguhannya dalam menegakkan kebenaran. Ketika tiba saatnya untuk melakukan hal yang benar, tidak ada yang dapat menghalangi Umar.
Ketika dia memeluk Islam, dia tidak menyembunyikannya seperti teman-teman lainnya yang takut akan penganiayaan. Dia pergi keluar dan secara terbuka mendeklarasikan Islamnya kepada para pemimpin Mekah.
Sebelum hijrahnya ke Madinah, alih-alih diam-diam, dia menyatakan keputusannya untuk berhijrah secara terbuka. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa tidak bijaksana bagi Umar untuk melakukan ini, tetapi Umar memiliki tubuh yang kuat dan kepribadian yang membuat para pemimpin kafir Quraisy takut dan mereka bahkan tidak mencoba menghentikan tindakan Umar. Dan tentang kekuatan Imannya, terbukti dari sabda Nabi:
“Wahai Ibn Al-Khattab! Oleh-Nya di Tangan Siapa hidupku, kapan pun Setan melihatmu mengambil jalan, dia mengikuti jalan lain selain jalanmu!” (HR. Bukhari)
Karakter dan tubuh yang kuat adalah kualitas yang sangat penting dalam diri seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik hanya melihat tindakan yang paling praktis dan bijaksana dan dengan tegas berusaha untuk mencapainya tanpa ragu-ragu atau takut akan faktor-faktor penghambat.
2. Rasa tanggungjawab
Suatu hari Ali melihat Umar bergegas. Dia bertanya ke mana dia pergi. Umar berkata, “Aku menangkap salah satu unta untuk amal yang telah melarikan diri.”
Dia juga mengatakan, “Jika seekor kambing hilang di tepi sungai [sungai] Eufrat, Umar akan bertanggung jawab untuk itu pada hari kiamat.” (Riwayat Ibnu al Jawzi)
Begitu tajamnya rasa tanggung jawabnya sehingga dia akan menyamar atau mengubah penampilannya dan berkeliling kota untuk mencari tahu bagaimana keadaan rakyatnya.
Dia juga sering mengunjungi negara bagian lain di bawah komandonya. Dia membuat kebijakan pintu terbuka dan siapa pun bisa datang dan mengajukan keluhannya.
3. Luas pengetahuannya
Nabi berkata:
Ketika saya sedang tidur, saya melihat diri saya minum (yaitu susu), dan saya sangat puas sehingga saya melihat susu mengalir melalui kuku saya. Kemudian saya memberikan (susu) kepada `Umar.
Mereka (yaitu para sahabat Nabi) bertanya:
“Apa yang Anda artikan?”
Dia berkata:
Pengetahuan. (HR. Bukhari)
4. Bakat membaca orang lain
Umar memiliki bakat membaca orang. Kualitas ini muncul dalam mengangkat komandan-komandan perang dan ekspedisi dan pengangkatan gubernur di seluruh wilayah Islam.
Dia memilih teman-teman yang paling berpengalaman dan memenuhi syarat sebagai penasihatnya di Madinah. Namun itu tidak mencegahnya dari berkonsultasi dengan remaja Muslim yang katanya memiliki pikiran yang lebih tajam karena mereka dapat menghasilkan ide-ide asli. Dia bahkan berkonsultasi dengan musuh-musuhnya. [Maya/Cms]