ChanelMuslim.com – Yang masuk sekolah favorit itu pintar-pintar, anak pejabat, atau anak orang kaya. Kalau kurang pintar ada yang berani bayar karena menaikkan gengsi kalau masuk sekolah itu. Nemnya juga tinggi-tinggi.
Aku juga lihat sih yang masuk sekolah favorit anaknya juga bersih-bersih, terpelajar dan confidence. Bisa masuk sekolah favorit itu kalau nilainya di atas 8,8 atau 9 ke atas deh. Wow.
Sekolah favorit karena anaknya memang sudah pintar-pintar. Misalnya menang lomba terus. Bergengsi deh kalau masuk ke situ. Baik anak maupun orang tua dan guru bangga. Meskipun cenderung eksklusif.
Aku diam saja. Diam-diam membuat sekolah juga. Orang bilang mahal. Ya bagaimana? Zaman sekarang semen saja sekarung berapa? Tanah semeter di tepian Jakarta Timur sudah Rp14 juta. Aku kan bayar sendiri nggak ada yang membantu. Tidak ada subsidi dari pemerintah. Bahkan pajak dan IMB, wow ratusan juta.
Sorry membuka rahasia negara. Derita pemilik sekolah swasta mesti mengeluarkan duit dari kantung sendiri. Pinjam bank jelas riba. Bersaing ketat dengan sekolah favorit ketika mau UN. Mendidik anak-anak dari nggak bisa menjadi bisa. Yang pintar banget dan low jadi satu. Stress berjamaah menjelang UN (National Certificate) dan ujian Edexcel (International Certificate).
Yang sedih ketika anak-anak sudah dididik setengah mati dan nilai UN tinggi-tinggi, pada pindah semua mengejar sekolah negeri. Rasanya kayak ibu kehilangan anak yang lari ke tetangga sebelah setelah ibunya memberi makan sampai kenyang. Sang ibu cuma bisa bernyanyi, “Hanya memberi, tak harap kembali.”
Dengan sistem zonasi sebetulnya ada keadilan. Walau banyak yang mengeluh. Adillah, kalau bikin sekolahan tapi cuma terima anak pintar yang Nemnya sudah tinggi yang datang dari jauh, guru nggak usah mengajar karena anaknya sudah pintar, otak sudah encer, gizi sudah bagus, nutrisi nomor satu. Ya enaklah punya anak murid kayak gitu.
Sekarang tantangannya adalah bagaimana mendidik anak dari nggak bisa menjadi bisa. Itu tantangan sebuah sekolah dan kerjaan para guru. Kalau mendidik anak yang otaknya encer semua orang juga bisa.
Jangan gusar membaca status ini. Pendidik itu nggak boleh hanya mampu menerangi bintang. Hanya terima yang pintar-pintar saja. Bintang sudah terang sehingga menjadi nggak adil kalau diterangi lagi. Kasihlah penerangan pada yang belum menjadi bintang agar semua anak bangsa menjadi bintang dan kepandaian merata. Kemudian mampu bersaing dengan siapapun pendatang dari negeri seberang.
Setelah ini berubah kurikulum ya Bapak Menteri agar lebih skill full dan jangan lupa character building disiapkan. Jumlah murid di JISc SMP/SMU tahun 2019, yaitu 750 siswa. Total siswa dari TK sampai SMU sebanyak 2.800-3.000 orang. Nilai UN tertinggi 2019, yaitu 98,4. Dengan 3 kurikulum yang digunakan International, National dan Islamic. Sekelas maksimal 16 orang. Motto sekolah adalah didiklah anak sesuai zamannya.
Allah berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)
Website:
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: