Naglaa Mahmoud, Istri Muhammad Morsi Menuliskan Pesan yang Sangat Dalam tentang Kematian Suaminya
ChanelMuslim.com – Naglaa Ali Mahmoud, istri dari Mohammad Morsi, Presiden hasil demokrasi pertama Mesir menjadi teladan bagi para pemimpin dakwah era sekarang. Sejak suaminya dilantik menjadi presiden, Naglaa menolak sebutan “First Lady”. Dia memilih disebut sebagai “First Servant”, “istri presiden”, atau “Umm Ahmed”, panggilan sehari-hari yang artinya ibunya Ahmed, anak pertamanya.
Sejak ditahan, Morsi memendam kerinduan kepada keluarga. Keluarga beliau dilarang bertemu atau menjenguk dirinya di dalam tahanan. Dalam kondisi sakit tanpa obat dan pengobatan dalam tahanan sempit yang membuat Morsi kuat adalah dengan mengingat istri dan anak-anaknya.
“Pesanku kepada anak-anak dan istriku, Allah menyaksikan bahwa sungguh aku mencintai kalian, dengan sebuah cinta yang tidak akan mengetahui (kedalaman) nya kecuali hanya Allah semata.”
“Betapa sering aku menderita, kesakitan, menjalani kehidupan dalam penjara tanpa obat dan pengobatan, tapi saat itu Aku memikirkan kalian siang dan malam. Aku tak tahu kapan kita akan bertemu, dan sungguh mungkin pertemuan kita kelak di Surga. Kita mohon itu kepada Allah, dan kita adukan kepada-Nya kezaliman mereka yang zalim.”
Ini adalah pesan terakhir Morsi sebelum beliau jatuh ke lantai. Media televisi Mesir merekam peristiwa dan ucapan tersebut, tanpa menyiarkannya. Dan juga kalimat tauhid yang terakhir diucapkannya, “Aku hanya menunggu perjumpaan dengan Allah semata Wahai para Hakim, celakalah Hakim dunia (akan diadili) oleh Hakim Langit.”Morsi mengangkat jari tauhidnya ke atas tinggi-tinggi kemudian jatuh ke lantai.
Morsi dikuburkan di kota Nasr dan disaksikan oleh kedua putranya. Naglaa menuliskan pesan mendalam di laman twitternya,
"Dr. Mohammad Morsi, presiden sah Republik Mesir mati sebagai martir atas izin Allah. Di selnya, dia mati sebagai pemenang, berdiri, bermartabat dan menolak penindasan.
Dia mati dengan menyatakan kebenaran, di hadapan, bukan di belakang, setelah menghunuskan pedang kebenaran selama 6 tahun berturut-turut tanpa kebosanan, keletihan, atau menyerah. Jadi Allah membawanya menuju Diri-Nya, memindahkannya dari era yang penuh kelemahan, pengkhianatan, dan kemunafikan. Allah kelak akan membangkitkannya sehingga ia dapat bergabung dengan mereka yang memiliki keadaan serupa: Yahya AS, Isa AS, sahabat-sahabat perang Khandaq dan Habeeb al Najjar (Bani Ya Sin) dan ke surga tertinggi-Nya (firdaus) setelah menyampaikan pesannya dan menjalankan tugasnya.
Tunggu saja, para pengkhianat, kegelapan tak berujung akan menaungimu dan hukuman berat akan menimpamu. Kalian akan menjadi pelajaran, bagi beberapa generasi mendatang.
Ke surga, wahai Syuhada. Transaksi yang menguntungkan, wahai Syuhada. "
[Maya dari berbagai sumber]