Chanelmuslim.com – Nama lengkapnya Syaddad bin Aus bin Tdabit bin Mundzair Al-khazraji Al-Anshati, biasa dipanggil Abu Ya’la.
Ia pernah ditugaskan Umar bin Al-Khatthab menjadi gubernur wilayah Himsh.
Ia pernah merantau ke Palestina dan menetap di sana.
Baca Juga: 99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi untuk Buah Hati
Setelah Utsman bin Affan terbunuh, ia mengasingkan diri dan memfokuskan diri untuk beribadah. Ia adalah sosok sahabat yang terkenal fasih, penyabar, dan bijaksana.
Syaddad bin Aus Dikenal Fasih dalam Dakwah
Tentang dirinya, ia mengatakan, “Sejak masuk Islam, aku tidak pernah berbicara di depan forum, melainkan para hadirin terbuat bungkam.”
Suatu malam, ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, tapi matanya tak kunjung terpejam, lalu ia mengatakan, “Ya Allah, api telah membuatku tidak bisa tidur.” Kemudian ia mengambil wudhu dan shalat sampai menjelang subuh.
Ia pernah mengatakan, “Kalian tidak akan melihat sebuah kebaikan kecuali sebab akibatnya, dan kalian tidak akan melihat sebuah kejahatan kecuali sebab akibatnya.
Segala kebaikan dan segala aspeknya akan berada di surga dan segala kejahatan dan segala aspeknya akan berada di neraka. Sesungguhnya dunia adalah ibarat hidangan yang dimakan orang baik dari orang jahat.
Akhirnya adalah sebuah janji yang benar. Masing-masing ada pecintanya. Maka dari itu, hendaklah kalian menjadi pecinta akhirat dan jangan menjadi pecinta dunia.”
Tentangnya, Abu Darda berkata, “Setiap umat memiliki agama (fiqih) dan ahli agama umat ini ialah Syaddad bin Aus.”
Selanjutnya Abu Darda mengatakan, “Sesungguhnya Abu Ya’la (maksudnya Syaddad bin Aus) adalah orang yang diberi karunia ilmu dan kebijaksanaan.”
Ia meriwayatkan 50 hadits dari Nabi. Di antaranya, Nabi bersabda, “Orang yang pintar ialah yang selalu mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati;
dan orang yang lemah ialah orang yang selalu menurutkan hawa nafsu dan berangan-angan terhadap Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
Ketika akan meninggal, ia mengatakan, “Hal yang paling aku khawatirkan menimpa umat ini adalah pamer dan syahwat yang terselubung.”
Ia meninggal di Al-Quds tahun 58 H dalam usia 75 tahun.[Ai]
(Sumber: Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Pustaka Al-Kautsar)