SEBAGAI orang tua, sudah seharusnya kita bisa melatih anak menyelesaikan masalahnya sendiri.
“Nak, coba kamu kancingkan bajumu sendiri,” ujar seorang Bunda suatu pagi.
“Bagaimana caranya, Bun?” Lalu bunda mengajarkannya mengancingkan bajunya sendiri.
Baca Juga: Melatih Fisik Anak Lewat Latihan Shalat
Melatih Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Kali lain, “Bund, minggu depan giliran aku yang membawa makanan untuk jumat berbagi.”
“Menurut kamu makanan apa yang akan kita berikan?” Dan diskusi pun berjalan dengan baik. Bunda menuntun anaknya untuk mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri.
Problem solving adalah sebuah keterampilan yang harus diajarkan sedang dini. Mulai dari hal-hal kecil seperti saat anak memilih pakaian yang akan dipakai hari ini atau mau pergi ke mana liburan nanti.
Keterampilan problem solving akan sangat bermanfaat ketka anak-anak dewasa. Mereka akan dengan percaya diri untuk mengatasi segala permasalahan yang muncul baik dalam urusan rumah tangganya hingga di pekerjaannya.
Keterampilan problem solving inilah yang dibiasakan oleh ibunda Maudy Ayunda, seorang artis yang merupakan lulusan S2 di Oxford University, Inggris.
Diungkap Maudy, orang tua terutama sang bunda, aktif berinteraksi dengan anak-anaknya. Setiap bermain, Maudy kecil selalu diajak ngobrol. Bahkan, sang bunda juga meminta Maudy dan adiknya untuk melakukan problem solving (pemecahan masalah) pada hal-hal sederhana.
“Sampai sekarang mama saya selalu meminta anak-anaknya untuk problem solving pada hal-hal sangat kecil di rumah. Misal kita ada acara, mama selalu tanya, ‘Enaknya nanti makanan katering-nya apa ya?’ Hal sepele itu aja bisa makan waktu 30 menit sendiri,” kata Maudy Ayunda.
Mengajarkan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri memang membutuhkan waktu. Terkadang ada orangtua yang tidak sabar mengajarkan hal ini sehingga mereka dengan segera mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan oleh anak-anak mereka.
Atau terkadang orangtua tidak tega melihat anaknya menemui kesulitan-kesulitan dalam hidupnya lalu dengan segera memberi bantuan tanpa mau membiarkan anaknya melewati fase mengenal masalah dan menyelesaikannya sendiri.
Kebiasaan seperti ini hanya akan membentuk anak menjadi orang dewasa yang tidak percaya diri dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri untuk hal-hal yang sederhana hingga hal-hal penting dalam hidupnya. [Maya/Cms]