ChanelMuslim.com- Timika- Persaudaraan Muslimah (Salimah) Papua, menyelenggarakan talkshow dengan tajuk "Kisah Muslim Uighur", (Perjalanan 30 hari di Xinjiang). Acara yang bertempat di Masjid Nurul Hidayah Sempan-Timika ini menarik perhatian masyarakat Timika, hadir lebih dari 470 peserta memadati tempat acara pada Hari Ahad, (24/2).
[gambar1]
Salimah Papua menggandeng Komunitas Millenial Timika, Airu Mimika Club( AMC) dan Akhwatiy Timika. Ini merupakan bentuk kerjasama Salimah dalam pengokohan dan perluasan jaringan organisasi membangun relasi, bersinergi dalam kegiatan positif yang dibutuhkan masyarakat di Papua, khususnya di Timika.
Ketua Salimah Papua Fitriani Nadjib, ST. dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan acara tersebut. Fitriani merasa Gembira bahwa keberadaan Salimah di Timika selalu ditunggu-tunggu eventnya oleh masyarakat.
[gambar2]
Beliau juga menyampaikan tujuan diadakannya talkshow untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi Muslim Uighur terkini kepada masyarakat luas, khususnya di Timika.
"Semoga kita sebagai muslim bisa menggambil makna setiap kejadian dan berharap dengan diadakannya talkshow bisa menambah wawasan serta meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap saudara muslim di Dunia, terkhusus Muslim Uighur," harap Fitriani.
[gambar3]
Acara dimulai pukul 09.00 WIT dihadiri oleh Majelis Ta'lim, Dewan Kemakmuran Masjid, Rohis se-Timika dan masyarakat setempat.
Acara ini Live Broadcast by Associated Press ( AP) dan Agence France Press ( AFP) Kantor Berita Dunia.
Hadir narasumber dalam acara ini Ustaz Azzam Mujahid Izzulhaq, S.Sn ( CEO & Founder AMI Foundation). AMI Fondation bekerjasama dengan The World Organizational for Al-azhar Graduates in Indonesia. Ustaz AMI menyampaikan Kisah perjalanan 30 hari di Xinjiang, dari awal keberangkatan, sejarah Uighur serta kejanggalan- kejanggalan yang dialami selama di Xinjiang.
Beliau juga menyampaikan ke kita, di Indonesia bisa membantu Muslim Uighur dengan:
1. Membantu menyebarkan berita ke publik mengenai diskriminasi persekusi dan segala kedzaliman khususnya etnis Uighur dan umat Islam di Xinjiang alami.
2. Membentuk pressure group, melakukan langkah-langkah diplomatis ke level yang lebih tinggi. Level pemerintah dan Internasional.
3. Membantu para keluarga yang ditinggalkan oleh kepala keluarganya yang dimasukkan dalam camp re-eduksi.
Terakhir pesannya, memberi motivasi kepada peserta untuk beribadah lebih serius, dan menjaga 5 perkara sebelum 5 perkara.
[gambar4]
Peserta mendengarkan dengan serius, dan acara berakhir pukul 11.45 WIT dengan pembagian door prize dan doa penutup. (Mh/Yulie, Salimah)