ChanelMuslim.com — “Saya dari Somalia, di negara saya penuh dengan perang, ayah saya terbunuh. Empat tahun yang lalu saya putuskan untuk pergi ke Indonesia. Di sini orang-orang sangat baik dan terbuka. Hanya saja saya tidak bisa bekerja di sini, jadi saya kesulitan mendapatkan penghasilan,” terang Zakaria (28), salah satu pengungsi asal Somalia.(Kamis, 14/02)
Bukan hanya Zakaria, masih banyak pengungsi yang bernasib sama dengannya di Indonesia. Tahun 2017 saja ada sekitar 14.000 pengungsi lintas negara di Indonesia. Kebanyakan berasal dari negara konflik seperti Somalia, Afganistan, dll. Kebijakan internasional mengharuskan mereka memiliki beberapa keterbatasan, salah satunya tidak ada akses mendapatkan pekerjaan.
Sebanyak puluhan peserta Training Program of Indonesian Enterpreneurs and Refugees berhasil diwisuda pada Kamis (14/2) sebagai apresiasi kepada mereka. Bertempat di Aula Umar Usman, Jatipadang, Jakarta Selatan, peserta wisuda yang terdiri dari pengusaha muda dan pengungsi muda tersebut mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan wirausaha selama enam bulan.
Bulan September (2018) lalu, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan UNHCR, ILO, dan Universitas Atma Jaya menyelenggarakan progam pelatihan wirausaha kepada pemuda dan pengungsi di Indonesia. Program tersebut melatih para pengungsi dan pemuda Indonesia untuk bisa menjadi wirausahawan muda. Selain melatih peserta untuk berwirausaha, progam tersebut juga menjadi ajang mendekatkan pemuda lokal dengan pemuda pengungsi dari banyak negara. Dengan begitu mereka dapat bertukar ilmu dan nilai budaya setempat.
Menurut Michiko dari perwakilan Internasional Labor Organization (ILO) mengatakan “Program yang sangat baik dan dapat dilihat hasilnya hari ini, dengan adanya program kerja sama ini diharapkan menaikkan kompetensi serta pengetahuan yang dimiliki dari para pengungsi. Dengan adanya kerja sama program ini baik UNHCR, ILO, Dompet Dhuafa dan Universitas Atma Jaya dapat membangkitkan ekonomi sehingga setiap individu pengungsi akan mendapatkan hasil dari pola kerja sama yang sudah dibangun”.
Progam pelatihan wirausaha tersebut menjadi harapan bagi peserta yang kebanyakan adalah pengungsi muda dari berbagai negara. Mereka harap dengan progam ini, bisa membantu mereka mandiri, mengingat mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan di Indonesia.
“Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam progam ini. Saya dapat banyak sekali ilmu. Setelah ini, saya ingin membuka usaha saya sendiri,” tambah Zakaria.
Dengan terselesaikannya progam ini, diharapkan akan adanya keserasian antara masyarakat lokal dan pengungsi dalam hal pengentasan kemiskinan. Dengan progam ini juga diharapkan akan terjalin kerja sama antar keduanya untuk bisa membangun bisnis bersama.
“Mereka (refugee) memiliki potensi yang besar, mereka datang dengan banyak ketrampilan, dan progam ini membantu mereka mempraktekkannya. Mereka memiliki talenta dan keterampilan serta banyak hal yang perlu dipertukarkan dengan masyarakat setempat. Jadi program ini menyatukan mereka untuk mengetahui apa itu bisnis, dan mudah-mudahan bisa memulai bisnis untuk ide apa pun yang mereka miliki,” terang Representative UNHCR Indonesia, Thomas Vargas. (Ilham)