ChanelMuslim.com – Pasukan keamanan Israel melarang warga Kristen Palestina berpakaian seperti Sinterklas memasuki Yerusalem, salah satu situs paling suci di dunia bagi orang Kristen, karena Yesus diyakini telah hidup dan berkhotbah di sana.
Secara umum, orang Kristen Palestina dari Tepi Barat – seperti rekan-rekan Muslim mereka – tidak dapat memasuki Yerusalem tanpa izin khusus dari otoritas Israel.
Banyak dari mereka sekarang tinggal di komunitas terpencil yang telah terputus satu sama lain akibat "tembok pemisah" Israel, yang meliuk-liuk di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Pada hari Senin kemarin, beberapa "Sinterklas" Palestina merayakan Natal di kota Bethlehem, yang terletak sekitar 10 kilometer selatan Yerusalem dan dianggap sebagai tempat kelahiran bersejarah Yesus.
Beberapa dari mereka membawa spanduk, bertuliskan, "Kami ingin Palestina bebas untuk Natal" dan "Kami ingin Palestina tanpa permukiman Yahudi".
Sementara itu, pejabat Palestina di Ramallah mengatakan mereka telah mengizinkan 650 orang Kristen Palestina dari Jalur Gaza yang diblokade Israel untuk memasuki Tepi Barat (yang sebagian dikelola oleh Otoritas Palestina) untuk merayakan Natal.
Menurut sebuah laporan oleh badan statistik resmi Palestina, lebih dari 46.000 orang Kristen Palestina tinggal di Tepi Barat, mewakili sekitar 2 persen dari total populasi.
Ketika Palestina berada di bawah kekuasaan Turki Utsmani pada tahun 1914, angka ini mencapai lebih dari 10 persen.
Sekitar 3.000 orang Kristen Palestina, diperkirakan tinggal di Jalur Gaza.
Menyusul penciptaan negara Israel pada tahun 1948, kebanyakan orang Kristen Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi.
Saat ini, diperkirakan 500.000 orang Kristen Palestina tinggal di berbagai komunitas yang tersebar di seluruh dunia.[ah/anadolu]