Chanelmuslim.com – Undangan VIP berwarna kuning ada didepan meja kerjaku dan sampai sore belum kubuka, hingga akhirnya ada sms; “bu Fifi, diminta kehadirannya untuk acara Muktamar ke-4 salimah.” Aku tidak jawab -bingung- sebab aku sudah merencanakan untuk lanjutkan training management, training guru-guru SD dan SMP full dari pagi sampai magrib.
Namun ketika tepat pukul 12.04 (jam tidurnya Cinderelaa), dua buah sms penting dari orang penting masuk yang menyatakan sangat berharap aku hadir. Dan ketika akhirnya ba’da subuh, seorang ustad menginstruksikan aku untuk hadir, maka atas nama panggilan jihad dan sami’na wa a’thona aku membatalkan banyak acara dan khusus menyiapkan diri ke acara tersebut, acara di mana akhirnya aku tersadar “aku bukan siapa-siapa…”
“Fi, anti nanti duduk diantara istri gubernur, ketua Kowani, dan istri menteri,” demikian bunyi sms-nya. Dan aku sudah keburu jalan ke tempat acara tersebut dengan baju seadanya. Hal yang aku gak suka dari sebuah pesta atau acara formal kayak gini, aku gak pandai milih baju, sepatu juga yang biasa aku pakai ke Jisc, dengan belakang nya ku injak pula. Jilbab juga gak spesial dengan bros kecil yang gak penting, gak ngerti caranya bikin jilbab nampak keren, aku juga pernah migrain ketika mencoba pakai jilbab yang bertumpuk dua warna kayak guru TK. Belum lagi pakai bedak yang bikin mukaku lengket seharian. Pokoknya acara formal atau pesta tuh “siksaan” tersendiri bagiku.
Acara dimulai, dari sejak turun mobil sampai akhir acara aku kebingungan, sambutan luar biasa dan beneran aku dapat kursi khusus diantara beberapa perempuan hebat dari gubernur Jawa Barat, ‘Maluku Utara, menteri wanita, istri tokoh nasional. Aduhh rasanya aku nii kok kayak pengasuh bayi, dan aku melirik sepatu mereka, cantik dan elegant juga cara mereka berdandan menunjukkan kelasnya. Aduhhh maaf deh ustad, ustadzah, aku emang gak bisa jadi apa yang antum harapkan… Aku juga gak bisa ngomong yang kelihatan elegant, yang bicaranya tertata seperti mereka. Makanya sepanjang acara aku memilih diam saja, seakan asyik mengikuti semua acara, padahal aku khawatir salah jawab kalau ditanya.
Sesekali ibu gubernur disebelahku memberi komentar sambil bisik-bisik kepadaku dan aku cuma iya iya saja, sampai akhirnya beliau bertanya didepan ada RI-47, tapi gak ada yang nyambut, baiknya gimana yaa? Tentu saja aku yang lebih muda daripadanya dengan senang hati bangun dan menyatakan biar aku saja yang beritahu panitia.
Belum sempat aku berdiri, ternyata rombongan ibu mentri datang dan duduk di sebelah kiriku. Aduhh makin pucat aku, tapi mashaa Allah ibu mentri wanita dan pemberdayaan perempuan yang namanya aku baru tahu hari itu, itu juga dari slide yang terpampang di depan, sangat ramah dan hangat sekali.
Ketika perempuan-perempuan hebat itu memberikan sedikit pidato, berlinang airmataku betapa berat perjuangan wanita Indonesia yg menjadi TKI disiksa dan diperkosa pulang tanpa gaji di imigrasipun dipalakin pula, juga perjuangan wanita Papua yang mandayung 15 jam untuk mencapai kota Raja Ampat sekedar mendapatkan pelatihan. Juga ketika ibu Gubernur Jawa Barat bercerita tentang clash action di Argentina yang pemerintah membuang rakyatnya dari pesawat dan para ibu membuat kudeta Negara. Sampai akhirnya kesedihan terhadap remaja narkoba di ujung desa terpencil di Maluku Utara dan ditutup dengan cerita seorang anak perempuan usia 14 tahun yang hamil 5 bulan oleh seorang tukang es campur dengan upah segelas es campur setelah hubungan suami istri.
Habis sudah airmata terkuras, dan ketika acara puncak yaitu pemberian award pada beberapa ibu-ibu hebat lainnya. Aku jadi malu “apa hebat nya aku…” diluar sana masalah begitu besar dan ibu-ibu hebat ini menanggulangi masalah-masalah hebat, dan aku ikutan dapat award?! Sementara seringkali aku gak begitu peduli dengan semua cerita itu cuma bisa mengucap astaghfirullah mendengar TKi disiksa, perempuan Indonesia korban trafficking terbesar, anak SD hamil oleh ayahnya, praktek prostitusi menyebar di kampung santri di Jawa Tengah, remaja berjilbab hisap narkoba. Dan Salimah serta perempuan-perempuan hebat lainnya sudah bikin apa-apa!
Ada yang sakit dihatiku ketika acara pemberian award diberikan -ucap ku dalam hati- “Bu tahu gak, aku tuh gak ngapa-ngapain, tidak seperti yang ibu fikirkan…” Akhirnya yang terucap adalah “Bu Yohana, saya tidak menyangka ibu tuh hebat banget, ibu berjuang dengan cara ibu, saya bangga punya ibu mentri kayak ibu.”
Dan menteri yang tidak pakai jilbab itu tiba-tiba memeluk aku dengan erat dan aku merasakan kehangatan sekarang wanita Papua yang ingin membela semua wanita Indonesia untuk meraih hak hidupnya sebagai wanita biasa…
Jujur baru sekali ini aku memuji Jokowi dalam hati, menteri pilihan beliau ternyata orang yang mau kerja! Bener-bener blusukan dan beliau juga menjelaskan bahwa sudah 6 bulan ini beliau keliling Indonesia. Dan aku jujur saja merasa tidak masalah banget dengan bajuku yang gak cantik, karena sang ibu mentri dengan wajah berkeringat dan tidak pakai make-up, baju batiknya juga biasa saja dan sepatu pantovelnya juga gak bermerek, namun aku melihat dirinya, kepribadiannya “sangat berkelas.”
Ada perjuangan di situ, yang aku gak bisa. Beliau hebat, namun beliau yang kasih award! Namanya Ibu Yohana Timbessi. Professor doctor yang membuat aku tiba-tiba jatuh cinta padanya.
Percakapan terakhir adalah “Ada tissue bu?” Dan beliau menyeka keringat di wajahnya yang tanpa make up. Cuma itu yang sama antara beliau dan aku, sama-sama tidak pakai make up.
Hikmah yang kudapat hari ini adalah ;
1) kita suka merasa yang kita buat udah luar biasa padahal belum apa-apa
2) ternyata banyak juga orang yg berbuat macam-macam gak cuma kita saja
3) dakwah dan masalah umat ,masalah negara tuh banyak banget dan gak bisa di kelola sendirian saja, harus bersama, harus berjama’ah
4) jangan sok besar dan meremehkan orang lain
5) tak kenal maka tak sayang
(Depok , 8 March 2015- perempuan hebat itu, yang dia berbuat sesuatu bukan hanya mengucapkan sesuatu -aku musti banyak belajar lagi- Jazakallah stad, jazakillah mbak, undangannya luar biasa)