Oleh: Edgarhamas
ChanelMuslim.com–Seringkah kita merasa lelah justru ketika mendengar apa kata manusia?
Seperti dikisahkan Luqman dan putranya, yang suatu hari ketika anaknya menaiki keledai dan melewati sebuah perkampungan. Penduduk kampung berseloroh, “Dasar anak tak tahu diri, enak-enak naik keledai tapi ayahnya jalan kaki!”
Ketika ayahnya yang menaiki keledai, tetap saja orang-orang berkomentar, “Bapak tak sayang anak! Kasihan anaknya jalan kaki, kok bapaknya enak-enak naik keledai.”
Ketika keduanya naik keledai, masih lagi mereka berkomentar sinis, “Kasihan keledainya! Dasar bapak dan anak tidak sayang binatang…”
Ketika bapak dan anak ini berjalan kaki menuntun keledai, lagi-lagi mereka pedas berseloroh, “Ada keledai kok tidak dinaiki, bagaimana sih bapak dan anak ini?!”
***
Kata-kata manusia seringkali bermaksud ingin berkomentar, tapi jatuhnya malah membuat kita kesal. Melaju fokus dalam jenjang pendidikan, ditanya, “Kapan nikah?” Ketika sudah menikah malah dikomentari, “Lho, kok, nikah cepat? Nanti studi bagaimana?”
Menikah muda dibilang korban media akun dakwah, menikah tua dibilang tidak laku-laku, makanya cari seadanya. Punya anak banyak diprotes tidak taat negara, punya anak sedikit dituduh tak paham ajaran agama. Astaghfirullah, kata-kata manusia memenuhi jagat memori kita dengan keduniaan yang sungguh melelahkan.
Kita perlu melawan arus. Kata-kata dan komentar itu tercipta karena kita sendiri pun memang memasang telinga untuk mendengarnya. Akhirnya kita malah didikte oleh apa kata orang, dan lupa pada tujuan mulia yang sejatinya telah kita komitmen sejak permulaan. Ingat ini: kita memiliki buku sejarah sendiri, jangan biarkan orang lain yang mendiktenya.
Tak usah buang waktu untuk menjawab secara diplomatis apa-apa yang mereka komentari, sebab memang itulah tabiat manusia suka mencari-cari titik hitam di kertas putih. “Just remember, they’ll criticize the process but praise the results.”
Pada akhirnya yang benar-benar menang di akhir kisah adalah yang teguh pada pendiriannya, namun tetap mendengarkan nasihat orang-orang berilmu lagi saleh akhlaknya. Jangan benar-benar menutup telinga. Tapi, jangan juga buka selebar-lebarnya.
27 September 2018
[ind]