ChanelMuslim.com–Suasana begitu terasa padat di gedung Celebes Convention Center yang menandakan bahwa begitu antusiasnya para muslimah menghadari acara Silaturahim Majelis Muslimah Bisa Dan Gema Majelis Tak’lim dengan mengangkat tema Satu Hati Satu Aksi untuk Dakwah Kemanusiaan, Ahad (2/12/2018).
Sekitar 930 ribu muslimah yang hadir dalam kegiatan ini. Para peserta memenuhi gedung hingga hampir ke sudut-sudut ruangan. Meja registrasi tak henti-hentinya didatangi oleh membludaknya para peserta untuk dapat menghadiri acara ini. Bahkan dibatasi karena gedung sudah penuh tak ada tempat duduk lagi.
Sebelum teatrikal berlangsung, saat membuka acara secara resmi, suasana ketika itu terasa bersahabat. Liestiaty F. Nurdin istri Gubernur provinsi Sulsel mengungkapkan rasa terima kasih dan senangnya ketika diundang dalam acara yang mempertemukannya dengan para muslimah yang pesertanya dari berbagai kalangan.
“Saya begitu bangga dapat hadir dalam kegiatan ini. Saya juga suka dengan ilmu. Hal ini dibuktikan dengan senangnya saya juga membuat acara seminar-seminar untuk masyarakat, misalnya saja seminar tentang narkoba. Melihat antusias para ibu-ibu membuat saya berpikir bahwa ibu-ibu itu harus pintar. Seorang ibu adalah tiang agama. Seorang perempuan itu memiliki keistimewaan, dapat masuk ke pintu surga yang mana saja. Asalkan ia mampu menjaga kehormatan keluarganya dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya, ungkapnya.”
Ditambah oleh Dr. Ir. Majdah M. Zain M. Si Rektor Universitas Islam Makassar. Perempuan inspiratif dan cerdas ini, ketika di depan para peserta ia mengungkapkan setiap manusia itu adalah seorang mubaligh.
“Ketika bencana datang itu adalah sebuah proses bermuhasabah diri. Karena itulah setiap manusia itu adalah seorang mubalgh. Seorang pembawa amal ma’ruf dan mencegah perbuatan nahi mungkar. Dalam artian, jangan pernah berkata yang terpenting bukan saya yang mengalami keburukan. Bukan anak saya yang mengalami keburukan. Bagaimanapun apapun itu, sepatutnya selalu memberi kemanfaatan yang berguna bagi orang lain, kalau belum mampu cukuplah bagi keluarga kita sendiri,” ungkapnya.
Ustazah Harisa Tipa Abidin, S. Pd, I sebagai Mubalighat, Inspirator Hijrah, Aktivis Dakwah dan kemanusiaan mengatakan bencana yang menimpa saudara kita adalah sebuah pembelajaran bagi kita semua. Ketika ustazah mendeskripsikan pengalamannya saat berada di lokasi bencana, suasana terasa merasuk jiwa dan mencekam yang membuat para peserta turut merasakan oleh ustazah.
Setelah acara usai, salah satu mahasiswi bernama Ani mengungkapkan rasa senangnya dapat ikut acara satu hati dan aksi kemanusiaan ia mengutarakan apa yang dirasakannya.
“Saya mendapatkan sebuah hal baru dari acara ini. Teatrikal dan monolog yang begitu menyentuh benar-benar di jiwaku. Merasakan kesedihan dan rasa haru, hingga sempat meneteskan air mata,” ungkapnya sambil tersenyum
Acara yang menghadirkan hampir 10 ribu muslimah tentu bukanlah tak memiliki hambatan. Persiapan yang dilakukan itu sekitar 1 bulan sebelum acara berlangsung. Tak main-main, panitia volunteer yang dikerahkan sekitar 350 orang dan 15 orang dari Event Organizer (EO).
“Tindak lanjut dari acara ini sebagai respon dari problematika umat yang terjadi yang juga dinamakan sebagai Gerakan Muslimah Bisa yang biasanya diadakan 3 tahun atau 4 tahun sekali. Untuk acara ini, dalam acara yang selalu diadakan oleh Gerakan Muslimah Bisa ada hal-hal baru yang ditampilkan seperti teatrikal yang disajikan sebagai bentuk penggalangan dana dan donasi kemanusiaan,” tutup Zelfia Amran Ketua EO.[ind/rilis]