ChanelMuslim.com – Sebuah penelitian berskala internasional menyebutkan jika status guru ingin lebih dihormati, para guru harus hijrah ke Cina, Malaysia dan Taiwan.
Di tiga negara itu para guru mendapat penghargaan tertinggi di mata masyarakat.
Namun berbeda halnya dengan rekan-rekan seprofesi mereka di Brasil, Israel dan Italia, mereka berada di ujung lain dari "Indeks status guru" ini, berdasarkan penelitian dari National Institute of Economic and Social Research dan Varkey Foundation.
Profesi mengajar di Inggris berada di bagian atas dari peringkat 35 negara, lebih tinggi dibanding di Amerika Serikat, Prancis dan Jerman.
Cina menempati urutan tertinggi. Di negeri itu 81% meyakini para siswa menghormati guru mereka, dibandingkan dengan rata-rata negara lain yang sebesar 36%, dalam survei yang dilakukan terhadap 35.000 orang itu.
Di Eropa dan Amerika Selatan "umumnya ada tingkat pesimisme yang lebih tinggi tentang sikap hormat murid terhadap guru".
Budaya menghormati orang tua dan guru ini sangat kuat di Asia, termasuk di negara-negara seperti Indonesia, Korea Selatan dan Singapura.
Di setiap negara, dukungan untuk mengaitkan gaji guru dengan kinerja menurun antara tahun 2013 dan 2018.
Para murid sekolah Asia juga bersinar di berbagai kompetisi internasional. Para peneliti menyebutkan profesi mengajar yang dihormati, menarik minat orang-orang berbakat, membuat kualitas pendidikan juga terjaga.
Cara lain untuk melihat bagaimana penghormatan terhadap status guru, adalah dengan menanyakan kepada para orang tua apakah mereka menganggapnya sebagai karir yang bagus bagi anak-anak mereka.
Di Cina, India dan Ghana, jumlah orang tua yang mendorong anak-anak mereka untuk menjadi guru sangat tinggi.
Namun di Rusia, Israel, dan Jepang, para orang tua justru mencegah anak-anak mereka untuk menjadi guru.
Di Inggris, hanya 23% orang tua yang mendorong anak mereka untuk menjadi guru, negara tersebut menempati urutan terendah ke-9 di antara negara-negara yang disurvei.
Penelitian ini juga mengkaji kehidupan kerja para guru.
Di sebagian besar negara yang diteliti, masyarakat meremehkan jam kerja para guru. Baik di Selandia Baru, yang memiliki jam kerja terpanjang, atau Panama atau Mesir, yang tergolong memiliki jam kerja terpendek bagi para guru.
Pengecualian untuk ini adalah dua sistem pendidikan dengan pencapaian tertinggi – Kanada dan Finlandia. Di sana masyarakat mengira bahwa guru mereka bekerja lebih lama dibanding kenyataannya.
Guru-guru di Inggris menjalani jam kerja terpanjang ke-4, lebih dari 50 jam dalam seminggu, mencakup pula bekerja di rumah seperti memberikan nilai.
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian serupa tentang sikap mengajar yang diadakan lima tahun lalu.
Di antara perbedaan terbesar adalah pergeseran pendapat tentang gaji yang didasarkan pada kinerja para guru, yang banyak dibahas pada saat itu.
Di setiap negara, dukungan untuk mengaitkan gaji guru dengan kinerja menurun antara tahun 2013 dan 2018.
Di Finlandia, turun dari 80% menjadi 21% dan di Inggris, turun dari 74% menjadi 34%.
Survei diterbitkan oleh lembaga nirlaba bidang pendidikan Varkey Foundation, penyelenggara Global Teacher Prize, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran.
Sunny Varkey, pendiri yayasan, mengatakan: "Indeks ini akhirnya memberikan bukti akademis untuk hal yang kami ketahui secara naluriah – hubungan antara status guru di masyarakat dan kinerja anak-anak di sekolah.
"Sekarang kita dapat mengatakan tanpa ragu bahwa menghormati guru bukan hanya tugas moral yang penting: hal itu juga sangat mendasar untuk mutu pendidikan suatu negara."[ah/bbc]