Menghabiskan Ramadhan kelima mereka di tanah asing, ribuan pengungsi Suriah di Turki menjalani bulan suci Ramadhan dengan sukacita dan kepahitan pada saat negara mereka masih mengalami kekacauan.
“Sebelumnya pada sore hari di Suriah, kami berkumpul bersama-sama dengan semua anggota keluarga di meja makan untuk buka puasa bersama,” ujar pengungsi Suriah, Sevsen Cerat, kepada Anadolu Agency pada hari Jumat, 19 Mei.
“Ibu saya melayani kami pada hari pertama Ramadhan,” kata Cerat, sembari menangis: “Sekarang, saya tidak bersama-sama dengan ibu maupun saudara atau suami saya lagi.”
Ibu rumah tangga asal Suriah itu menggambarkan perasaannya setelah ia terpaksa meninggalkan rumah dan bergabung dengan jutaan pengungsi di Turki.
Menghabiskan Ramadhan ketiga di penampungan Suleyman Shah, Cerat (35 tahun) melarikan diri dari Ibukota Damaskus Suriah dengan empat anak pada tahun 2012.
Menyambut hari pertama Ramadhan, ibu asal Suriah tersebut menyiapkan empat jenis makanan, termasuk sup dengan daging ayam, salad dan kibbeh.
Sementara para wanita menyiapkan makanan, pria dan anak-anak berkeliling di pasar yang didirikan di fasilitas pengungsian, menjelang buka puasa di kamp.
Lebih dari 211.000 orang telah tewas di Suriah sejak konflik antara pasukan rezim Assad dengan pejuang oposisi.[af/anadolu]