ChanelMuslim.com – Kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 kemarin membuat keluarga besar pesantren berduka, pasalnya salah satu korban adalah ayahanda murid di pesantren kami.
Hari itu, sang anak tidak memiliki tanda atau firasat apapun tentang kejadian ini, dia menjalani aktifitas pesantren seperti biasa, dijalaninya semua kegiatan dengan normal.
Ananda Naufal Razka Aulia adalah salah satu murid terbaik di sekolah kami, cobalah tengok, ibu akan temukan sosoknya yang santun dan bersahaja, lembut dan tawadu, tutur katanya baik, tingkahnya yang sopan, membuat siapapun yang berinteraksi dengan dirinya akan terpesona.
Belum dengan capaian hafalanya yang sudah 5 juz, membuatnya istimewa karena perjuanganya yang lebih besar dibandingkan teman temannya yang lain.
Sebagian ibu, akan iri dengan sosoknya, dan saya yakin dibalik anak yang sholeh, ada ibu dan bapak yang telah berjuang mendidiknya hingga seperti sekarang ini.
Pesantren? Ah, kami hanya melanjutkan perjuangan orang tuanya, tak lebih.
Musibah ini membuat hati saya menjadi basah, terus terang saya menangis, lebih kepada menangisi diri saya sendiri
Saya termenung, ayahanda Razka mungkin pergi dengan hati yang tenang, ditinggalkanya seorang hafiz quran yang insya allah mendoakannya di setiap waktu, seorang anak berjiwa teduh dan lembut, perangainya membuat siapapun tertawan hatinya, kalau pun Allah mentakdirkan ayahanda Razka kembali kepangkuan-Nya, maka aliran pahala akan terus beliau dapatkan dari doa anaknya yang sholeh.
Sedangkan saya? Belum tentu seperti beliau
Terus terang saya iri dengan beliau, meninggal dengan warisan anak sholeh, mungkin juga dengan ibu dan bapak, pertanyaannya apa yang dicari saat ini dari anak anak kita?
Banyak nian orang tua berkorban harta dan waktu demi anak, tapi sedikit orang tua yang sadar bahwa yang dibutuhkan olehnya hanya satu, doa anak sholeh !
Apakah semua investasi kita telah membentuk jiwa jiwa anak pendoa? Agar kelak di yaumil qiyamah menjadi syafaat bagi kita? Mari jawab dalam hati bu.
Dengan semua dosa yang kita miliki, sangat kecil kemungkinan jika berharap pada amal amal sholeh kita, yang bahkan masih sering tergerus dengan penyakit hati yang masih bersarang dalam jiwa kita, kita hanya berharap kasih sayang dari Allah SWT, dengan cara mendidik anak anak kita menjadi pribadi pendoa, agar di setiap sujudnya tersebut nama kita, agar di setiap dzikir terucap doa untuk kita, agar di setiap tilawah dan tadarusnya teriring harap untuk kita, ibu bapaknya
Maka mari luruskan niat kita untuk anak anak, tak salah jika berharap anak kita medapat raihan nilai sempurna, mampu mencapai perolehan medali ini dan itu, memiliki banyak skill dan kompetensi, membuatnya menjadi pribadi yang dikagumi, sehingga mendapatkan kesuksesan yang besar di dunia.
Tapi jika hanya itu, kita tidak akan mendapatkan sedikit pun manfaat dari anak yang sudah susah payah kita besarkan, jika dalam dirinya tidak muncul jiwa jiwa pendoa.
Visi kita hanya satu dalam mendidik mereka, membentuk pribadi yang mendoakan orang tuanya.
dari lubuk hati yang paling dalam kami ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…
selamat jalan Pak Dwinanto ayahanda Razka, kini engkau tinggal memanen benih yang dulu kau tanam. untuk Ibunda Evi Rahmawati semoga diberikan ketabahan dan kesabaran yang berlipat
Aamiin
Salman Awaludin, Kepala Asrama SMP Putra Assyifa Wanareja (MAY)