ChanelMuslim.com – Ada yang menarik saat menuju D'Colonel Resto bersama Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) DKI Jaya. Para peserta yang datang dari berbagai daerah itu saling berbagi motivasi bisnis. Uniknya mereka berbagi motivasi dan peluang bisnis itu di bis.
Berawal dari Juli salah satu anggota JPMI DKI Jaya yang memberikan peluang bisnis Etanee. Etanee merupakan marketplace berbasis aplikasi android yang memudahkan para pemasok makanan, logistik dan penjual terhubung satu sama lain.
"Harga makanan di sini akan lebih murah dibandingkan yang lain. Karena rantai penjualan dari petani hingga konsumen akan terpangkas banyak,"katanya.
Selama ini, kata dia, harga seperti beras, sayuran, daging, mahal karena rantai penjualan dari petani dan peternak sangatlah banyak.
"Belum petani menjual ke tengkulak, dari tengkulak ke pedagang besar, lalu ke pedagang kecil,"tambahnya.
Peluang ini sangat besar bagi JPMI karena pemilik dan inisiator Etanee merupakan Kang Cecep, owner D'Colonel.
"Ini bisa dimanfaatkan oleh anggota JMPI. Dengan mendaftar di Etanee, anggota JPMI juga bisa menjual dan menjadi pengirim barang juga,"kata perempuan berjilbab ini, Kamis (18/10/2018).
Namun, salah satu peserta dari Lombok menyarankan untuk membuat aplikasi android sendiri. Karena menurutnya aplikasi yang sama tapi sederhana juga sudah dibuat untuk membantu petani di Lombok.
"Namanya pesansayur.id. Memang sederhana karena sumber daya manusianya juga sederhana. Jadi hanya mempromosikan produk petani dan langsung di jual ke konsumen,"katanya.
Lain daerah, lain orang, lain pula berbagi motivasinya. Dwi misalnya, seorang pengusaha Informasi Teknologi (IT). Ia menjual macam-macam alat instalasi jaringan IT sejak tahun 2015, setelah keluar dari perusahaan yang menghidupinya selama 12 tahun.
"Bersama istri saya mendirikan perusahaan ini,"katanya.
Istri saya saat itu langsung berhenti dari perusahaan tempat ia bekerja.
"Berbeda dengan saya yang masih ditahan oleh perusahaan selama setahun,"katanya.
Pesanan alat instalasi jaringan tersebut semakin meningkat ketika ia keluar dari perusahaan. Ditambah lagi, ia mendapatkan sebuah tanah milik orangtuanya di Solo.
"Tanah tersebut sebetulnya dari warisan kedua orangtua saya. Tadinya bukan milik saya tapi dijual,"katanya.
Melihat ada peluang di sekitar Universitas Semarang, Dwi membangun kos-kosan di sana.
"Usaha saya bertambah dari menjual alat jaringan hingga kos-kosan,"katanya.
Padahal, kata Dwi, ia itu baru dibeli tahun 2018 lalu.
"Sekarang banyak yang menyewa sampai bulan Desember 2018. Bahkan tadi ada yang menghubungi mencari kos-an. Karena sudah penuh jadi tidak saya diterima,"pungkasnya.
Berbagi peluang dan bisnis di dalam bis sebetulnya adalah bagian dari Business Trip yang diadakan oleh JPMI DKI Jaya. Business Trip tersebut bermula dari kunjungan ke PT. QL Trimitra, lalu Bincang Bisnis di D'Colonel bersama Mas Mono, Kang Cecep dan Tommy Kurniawan
(Ilham)