ChanelMuslim.com – Wisuda Sarjana Strata Satu ke-8 STID Mohammad Natsir sukses dilaksanakan pada Sabtu (6/10), di Jl. Kramat Raya 45, Jakarta. Acara ini dibuka oleh Ketua Senat Akademik, Dr. Mohammad Noer yang dilanjutkan dengan sambutan Ketua STID Mohammad Natsir, Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I
Wisuda ini merupakan salah satu pencapaian titik keberhasilan. Keberhasilan mendidik yang dicapai STID Mohammad Natsir tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Seperti yang disampaikan Ketua STID Mohammad Natsir dalam sambutannya. Beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Semoga kebaikan semua pihak dibalas dan menjadi amal jariyah,” harapnya dalam sambutan pagi itu.
Ustaz Dwi menerangkan kepada seluruh hadirin yang memenuhi Aula Masjid al-Furqon lantai 2 tersebut bahwa, STID Mohammad Natsir bukan semata-mata lembaga pendidikan. Tetapi, di lain sisi merupakan sistem kaderisasi yang mencetak da’i untuk menjadi da’i ilallah.
Kaderisasi ini mempunyai tiga tahapan yang di antaranya adalah; pembinaan berbasis asrama, pembinaan berbasis masjid dan pembinaan berbasis lapangan yang saat ini akan ditempuh oleh para wisudawan-wisudawati selanjutnya.
Wisuda yang diikuti oleh 81 peserta ini, bukan sekadar bermakna ceremonial belaka.
“Makna wisuda tidak semata-mata seremonial belaka. Tetapi wisuda adalah gerbang perubahan status dari calon da’i-da’iyah menjadi da’i-da’iyah yang sesungguhnya,” terang Ustaz Dwi Budiman.
Terakhir dalam sambutannya, Ustaz Dwi berpesan kepada peserta wisudawan-wisudawati sebagai mahasiswa yang dikader oleh STID Mohammad Natsir menjadi da’i ilallah, tentunya harus ingat akan pesan Pak Natsir bahwa sudah menjadi kepastian bagi seorang da’i akan datangnya ujian dan cobaan.
Baik dari eksternal maupun internal. Baik soal ujian, pujian, rayuan maupun intimidasi yang membuat para penda’wah berguguran di jalan da’wah. Kunci dari ini semua adalah senantiasa kembali kepada Allah.
“Senantiasa menjaga hubungan dengan Allah, menjaga kedekatan dengan-Nya. Menjadi bagian dari umat. Sehingga sedih dan senangnya umat menjadi sedih dan senangnya da’i,” pesan Ustaz Dwi mengutip perkataan Mohammad Natsir dalam buku Fiqhud Da’wah. [ind/Nuha]