ChanelMuslim.com- Mataram. Masa tanggap darurat gempa telah dinyatakan selesai oleh pemerintah pada 7 September 2018. Para pakar pun menyatakan bahwa pulau Lombok sudah aman dari gempa berskala besar. Selanjutnya berlaku masa transisi darurat ke pemulihan (recovery). Bantuan pada masa darurat yang belum selesai tetap distribusikan seperti tenda, sembako, serta kebutuhan lainnya. Pengurus Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Kota Mataram selain menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok juga menggelar pelatihan Training For Trainer bagi pengurus dan sahabat Salimah yang menjadi relawan yang telah dan akan membantu para penyitas gempa.
Jumat, 6 September 2018 betempat di Sekretariat Salimah Kota Mataram, Pengurus Daerah Persaudaraan Muslimah Kota Mataram mengundang Psikolog lulusan Universitas Indonesia yang juga relawan Dompet Dhuafa untuk gempa Lombok, Ani Khairani, M.Psi. Psikolog. Ibu Ani berbagi ilmunya tentang PFA (Pshycologhycal First Aid) atau pendampingan psikologi. PFA berguna sebagaimana kotak P3K, bukan untuk menyembuhkan tetapi mencegah luka "psikologi" yang lebih parah.
Hal ini penting bagi relawan yang akan turun ke tempat bencana gempa bumi. Mereka bisa menerapkan langkah-langkah PFA yaitu Pertama, memberikan kesempatan bercerita tentang yang dialami sesaat sebelum gempa, ketika gempa, dan setelah gempa. Kedua, terhadap hal yang dirasakan seperti panik, kaget karena gemuruh, was-was, merupakan hal yang wajar karena semua orang merasakannya dan itu bukan trauma. Ketiga, normalisasikan kondisi. Jika seseorang sebelum gempa adalah orang yang ceria, ajak dia untuk kembali seperti normalnya dahulu. Intinya bahwa bencana bukan untuk dihindari tapi "disambut" atau siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
PFA terbagi dalam 3 (tiga) tahapan yaitu pertama tahap LOOK (Lihat). Ada beberapa kondisi yang dilihat yaitu fisik, pikiran, perasaan, sosial, peran di rumah tangga, dan religi. Setelah melihat kondisi tersebut, bisa dibagi tiga kategori yaitu butuh bantuan, normal, dan berdaya. Setelah itu tahap LISTEN (Dengarkan). Ketika mendengarkan kisah korban, relawan harus memberikan empati, tapi jangan sampai menangis ikut larut dengan cerita sedih korban. Selanjutnya tahap LINK (Jaringan). Tidak semua kebutuhan korban bisa diselesaikan sendiri, misal masyarakat butuh dokter gigi maka kita berikan rekomendasi untuk menghubungi pihak yang tepat memberikan bantuan sehingga diharapkan sebagai relawan bisa mengetahui siapa saja yang terlibat untuk membantu kebutuhan masyarakat di tempat tersebut.
Dari tahapan LOOK (melihat kondisi) ada beberapa masukan pengalaman Ibu Ani di lapangan yang bisa jadi program Salimah ke depan yaitu peran di rumah tangga, point ini rata-rata dalam kategori "butuh bantuan". Usulan kegiatan seperti kajian fiqih thoharoh dalam bencana, pemberian paket kecantikan bagi muslimah dapat membantu meningkatkan keyakian diri bagi seorang istri menjalankan kewajibannya sehingga tercipta keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. (Mh/Salimah Mataram)
[gambar1]