TEKANAN darah tinggi (hipertensi) merupakan silent killer, karena kondisi ini sering kali terjadi tanpa menimbulkan gejala.
Hipertensi masih menjadi penyebab kematian dini di seluruh dunia, terutama terkait dengan penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung.
Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohort penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2 persen.
Pertama, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa membuat lapisan terdalam pembuluh darah rusak.
Kondisi tersebut kemudian akan memicu pembentukan plak, yang prosesnya disebut aterosklerosis. Plak itu nantinya bisa menyumbat pembuluh darah dan menjadi penyebab penyakit arteri koroner.
Baca juga: Lima Minuman untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi juga Disebut Sebagai Silent Killer, Ketahui Macam Komplikasinya
Jika hipertensi terjadi secara jangka panjang tanpa pengobatan, otot jantung bisa mengalami pembesaran.
Pembesaran otot jantung dan penyempitan pembuluh darah koroner bisa menyebabkan gangguan otot jantung. Hal itu berpotensi menimbulkan gagal jantung maupun gangguan irama jantung yang serius.
Selain memengaruhi jantung, hipertensi juga bisa menyebabkan masalah di berbagai bagian tubuh yang lain. Masalah kesehatan maupun penyakit yang menjadi komplikasi hipertensi meliputi:
Stroke
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama stroke. Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah, sehingga aliran darah dan oksigen ke otak terganggu.
Gagal ginjal
Hipertensi bisa menyebabkan penyempitan dan pelemahan pembuluh darah ginjal, sehingga mengganggu fungsi penyaringan limbah dan cairan dari darah. Jika berlangsung terus-menerus, hal ini bisa berujung pada gagal ginjal kronis.
Penyakit arteri perifer
Hipertensi dapat menyebabkan aterosklerosis, yaitu penumpukan kolesterol dalam arteri, yang menyumbat aliran darah ke ekstremitas bawah.
Akibatnya, penderita hipertensi bisa mengalami penyakit arteri perifer dengan menyebabkan nyeri saat berjalan, kerontokan rambut kaki, dan luka terbuka di kaki atau tumit.
Gangguan penglihatan
Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di retina dan bagian mata lainnya. Hal itu bisa menyebabkan retinopati hipertensi, neuropati optik, dan koroidopati.
Disfungsi seksual
Hipertensi juga berdampak pada fungsi seksual karena mengganggu aliran darah ke organ reproduksi. Pada pria, hal ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi, sementara pada wanita dapat menurunkan libido dan menyebabkan kekeringan vagina.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Aneurisma
Hipertensi juga dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan membentuk tonjolan (aneurisma). Jika aneurisma ini pecah, bisa terjadi pendarahan internal yang mengancam nyawa.
Sindrom metabolik
Hipertensi merupakan salah satu bagian dari sindrom metabolik, yaitu kondisi yang mencakup lingkar pinggang besar, kadar trigliserida tinggi, kolesterol HDL (kolesterol baik) rendah, dan gula darah tinggi. Sindrom ini meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Gangguan kognitif dan demensia
Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dalam jangka panjang dapat mengganggu kemampuan otak dalam berpikir, mengingat, dan memahami.
Selain itu, hipertensi kronis dapat memicu demensia akibat penyempitan pembuluh darah ke otak. Banyak orang tidak menyadari memiliki tekanan darah tinggi hingga terjadi komplikasi hipertensi tersebut.
Semakin lama hipertensi tidak diobati, semakin tinggi risiko yang mengancam nyawa. Ini sebabnya hipertensi adalah silent killer. [Din]