USTAZAH Aan Rohanah memberikan nasihat untuk jangan jadi istri yang cerewet.
Sebetulnya cerewet itu ada dua macam yaitu yang bersifat positif dan bersifat negatif.
Cerewet yang positif sering diperlukan dalam proses pendidikan atau pemberian nasihat untuk perbaikan dan perubahan kepada yang lebih baik.
Cerewet yang negatif akan berakibat buruk dalam kehidupan berkeluarga, sehingga harus dihindari oleh setiap istri.
Sebab cerewet yang negatif tidak menimbulkan kebaikan bahkan menghadirkan keburukan.
Pantaslah cerewet yang negatif dilarang oleh agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
لَاخَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ (النساء: ١١٤)
“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (An-Nisa:114).
Kata cerewet yang negatif ini biasanya dilebelkan kepada seorang istri yang suka berkata tidak bijak, terlalu berlebihan dan tidak terkendali dalam berkomentar sehingga terlalu banyak berbicara tentang hal-hal yang sepele, tidak penting, serta tidak pandai memilih kata dan kalimat sehingga sering menyakiti perasaan pasangan.
Karena itu, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk berkata yang baik dan tidak cerewet.
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jangan Jadi Istri yang Cerewet
Baca juga: Sikap Suami Menghadapi Istri yang Cerewet
Istri yang cerewet secara negatif akan menimbulkan kesalah fahaman dan menimbulkan konflik dengan pasangan.
Bahkan dapat menghilangkan kepercayaan dan ketenangan suami dalam berumah tangga dengan istri.
Sehingga cerewet negatif merupakan perbuatan dosa dan diharamkan oleh agama. Umar bin Khattab berkata:
من كثر كلامه كثر سقَطُه ومن كثر سقَطُه كثرت ذنوبه، ومن كثرت ذنوبه كانت النار أولى به
“Barangsiapa yang banyak bicara, maka ia akan sering terjatuh dan barangsiapa yang sering terjatuh maka ia banyak berbuat dosa, barangsiapa banyak berbuat dosa maka neraka lebih layak untuknya.”
Karena itu, jadilah istri yang bijak dalam bicara dan pandai mengendalikan lisan.[Sdz]