ADA sebuah dalil yang berbunyi, janganlah wanita menampakkan perhiasannya. Hal ini membuat seseorang bertanya kepada Ustaz Farid Nu’man Hasan.
Assalamualaikum, bolehkah istri pakai cincin kawin, sedangkan dalil yang saya tahu tidak boleh menampakkan perhiasan?
Baca Juga: Perhiasan yang Boleh Dipakai Laki-laki
Maksud Ayat Janganlah Wanita Menampakkan Perhiasannya
Wanita menampakkan perhiasan luarnya seperti cincin, gelang, pewarna tangan, celak, adalah boleh.
Yang tidak boleh itu perhiasan dalam, seperti kalung yang di leher.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah mereka (wanita) Menampakkan perhiasannya, KECUALI yang (biasa) nampak dari padanya ..” (QS. An Nuur (24): 31)
PERHIASAN apakah yang biasa nampak dan boleh nampak?
Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah tentang Surat An Nuur ayat 31 di atas:
بدن المرأة كله عورة يجب عليها ستره، ما عدا الوجه والكفين قال الله تعالى (ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها)، أي ولا يظهرن مواضع الزينة، إلا الوجه والكفين، كما جاء ذلك صحيحا عن ابن عباس وابن عمر وعائشة
“Seluruh tubuh wanita adalah aurat, wajib atasnya untuk menutupnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya, Allah Ta’ala berfirman: “Janganlah para wanita menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya.”, yaitu jangan menampakkan tempat-tempat perhiasannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diriwayatkan hal itu secara shahih dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Aisyah.”
(Fiqhus Sunnah, 1/127)
Imam Ibnu katsir ketika menafsirkan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya”:
ويحتمل أن ابن عباس ومن تابعه أرادوا تفسير ما ظهر منها بالوجه والكفين، وهذا هو المشهور عند الجمهور
“Ibnu Abbas dan orang-orang yang mengikutinya memaknai maksud “Maa zhahara minha (apa-apa yang biasa nampak darinya)” adalah wajah dan kedua telapak tangan, inilah yang masyhur menurut mayoritas ulama. “
(Tafsir Ibnu Katsir, 6/45)
Ini juga pendapat Ibnu Umar, Atha’, Ikrimah, Adh Dhahak, Abu Sya’tsa’, Said bin Jubeir, dan lain-lain. Sementara Az Zuhri mengatakan: CINCIN dan GELANG KAKI. (Ibid)
Sementara Abdullah bin Mas’ud, Ibrahim An Nakha’i, Hasan Al Bashri, Ibnu Sirrin, Abu Al Jauzaa, dan lain-lain, mereka menafsirkan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya” adalah pakaian dan selendang.
(Tafsir Ath Thabariy, 19/156)
Dengan kata lain menurut mereka, wajah wanita adalah aurat. Namun, dalam riwayat lain dari Hasan Al Bashri, beliau menafsirkan: wajah dan pakaian.
Abdullah bin Abbas mengatakan maksud kalimat itu adalah celak, pewarna tangan, dan cincin.
Sementara Said bin Jubeir dan Atha’ mengatakan: wajah dan kedua telapak tangan.
Qatadah mengatakan: celak, gelang, dan cincin.
Al Miswar bin Mukhramah mengatakan: cincin, celak, dan gelang.
Mujahid berkata: cincin, pewarna tangan, dan celak mata.
Ibnu Zaid mengatakan: celak mata, pewarna tangan, dan cincin, mereka mengatakan demikianlah yang dilihat oleh manusia.
Al Auza’i mengatakan: wajah dan dua telapak tangan.
Adh Dhahak berkata: wajah dan dua telapak tangan.
Sementara Hasan Al Bashri mengatakan: wajah dan pakaian.
Sedangkan Imam Ibnu Jarir, setelah dia memaparkan berbagai tafsir ini, beliau mengatakan:
وأولى الأقوال في ذلك بالصواب: قول من قال: عنى بذلك: الوجه والكفان، يدخل في ذلك إذا كان كذلك: الكحل، والخاتم، والسوار، والخضاب.
“Pendapat yang PALING UNGGUL dan BENAR adalah pendapat yang mengartikan (perhiasan yang biasa nampak) dengan wajah dan dua telapak tangan, dan jika demikian maka CELAK, CINCIN, GELANG, dan PEWARNA TANGAN termasuk di dalamnya.”
(Lihat semua dalam Tafsir Ath Thabariy, 19/156-158)
Demikian. Wallahu a’lam.
[ind/alfahmu/Cms]