MELEPAS luka, memeluk cinta ditulis oleh Cahyad Takariawan seorang Konselor Keluarga dan Founder Wonderful Family Institute.
Setelah menikah, Anda harus selalu berusaha menjaga jodoh, dengan pasangan yang sudah Allah halalkan.
Jagalah pasangan Anda, agar bisa berjodoh hingga ke surga-Nya.
Jika ada kemarahan, redakanlah. Jika ada kekecewaan, obatilah. Jika ada pertengkaran, damaikanlah.
Jika ada pembicaraan, dengarkanlah. Jika ada perbedaan, pahamilah. Jika merasa jauh, dekatkanlah.
Jika bertemu masalah, selesaikanlah. Jika merasa tidak nyaman, dialogkanlah. Jika melihat kekurangan pasangan, tutupilah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Jika pasangan melakukan kesalahan, ingatkanlah. Jika ada penyimpangan, luruskanlah. Jika ada kekasaran, lembutkanlah.
Jika ada luka, sembuhkanlah. Jika Anda berbuat salah, bertaubatlah. Jika ada kesedihan, gembirakanlah.
Jika menemukan kebahagiaan, syukurilah. Jika ada kegersangan, siramilah. Jika ada yang tidak menyenangkan, bersabarlah.
Jika ada sumbatan, salurkanlah. Jika Anda mengecewakan pasangan, minta maaflah. Jika ada ganjalan, tumpahkanlah.
Melepas Luka, Memeluk cinta
Baca juga: Rumus Kebahagiaan Suami Istri
Jika ada keberhasilan, rayakanlah. Jika ada aib, tutupilah. Jika ada benci, segera buanglah.
Jika ada cemburu, tenangkanlah. Jika ada cinta, suburkanlah. Jika ada godaan, setialah.
Bersiap menikah artinya Anda bersedia untuk terikat dengan si dia dalam ikatan pernikahan, sampai akhir usia.
Terikat selamanya, karena tak boleh diniatkan untuk terikat sementara.
Harus ada persiapan yang matang. Harus ada perencanaan yang detail. Harus ada desain kehidupan yang rasional.
Anda akan menjalani kehidupan dalam ikatan pernikahan, selamanya. Bukan sementara.
Siapkah Anda saling terikat selamanya? Tidak bosankah Anda menjalaninya?
Kisah Tristan dan Susannah dalam Legend of The Fall bisa menjadi pelajaran bagi kita.
Bahwa “selamanya” itu bisa menjadi waktu yang sangat lama.
Maka ketika mengambil keputusan yang berdampak “selama-lamanya” harus dalam kondisi akal sehat dan hati bersih.
Jangan memutuskan pada kondisi emosi dan tergesa-gesa, kurang persiapan, serta kurang pertimbangan.
Kesalahan dalam mengambil keputusan, akan membuat kehidupan pernikahan menjadi hukuman yang menyakitkan di sepanjang kehidupan.[Sdz]