MELANJUTKAN pembahasan sebelumnya mengenai penyakit syubhat dan syahwat.
Fitnah ini sesungguhnya juga telah menimpa orang-orang zaman dahulu dan telah membinasakan mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata bahwa Allah menggabungkan antara menikmati bagian dengan mempercakapkan (hal yang batil), karena kerusakan agama itu kemungkinan:
1. Terjadi pada keyakinan yang batil dan mempercakapkannya (hal yang batil).
2. Atau terjadi pada amalan yang menyelisihi i’tiqad yang haq.
Yang pertama adalah bid’ah-bid’ah dan semacamnya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Yang kedua adalah amalan-amalan yang fasiq. Yang pertama dari sisi syubhat-syubhat. Yang kedua dari sisi syahwat-syahwat.
Oleh karena itulah Salafush Shalih dahulu menyatakan:
“Waspadalah kamu dari dua jenis manusia: Pengikut hawa nafsu yang telah disesatkan oleh hawa nafsunya, pemburu dunia yang telah dibutakan oleh dunianya (ini fitnah syahwat).”
Mereka juga menyatakan, “Waspadailah kesesatan orang ‘alim (ahli ilmu) yang durhaka, karena terkena fitnah syahwah, dan kesesatan ‘abid (ahli ibadah) yang bodoh (karena terkena fitnah syubhat), karena kesesatan keduanya itu merupakan kesesatan tiap-tiap orang yang tersesat.”
Apa Itu Penyakit Syubhat dan Syahwat? (2)
Baca juga: Apa Itu Penyakit Syubhat dan Syahwat? (1)
Maka yang itu (orang ‘alim yang durhaka) menyerupai (orang-orang Yahudi) yang dimurkai, orang-orang yang mengetahui al-haq, tetapi tidak mengikutinya.
Sedangkan yang ini (‘abid yang bodoh) menyerupai (orang-orang Nashara) yang sesat, orang-orang yang beramal tanpa ilmu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata bahwa firman Allah Azza wa Jalla: “Kamu telah nikmati bagianmu.” Hal ini mengisyaratkan pada mengikuti hawa-nafsu syahwat, ini merupakan penyakit para pelaku maksiat.
Dan firman Allah, “Dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya,” mengisyaratkan pada mengikuti syubhat-syubhat, ini merupakan penyakit para pelaku bid’ah, pengikut hawa-nafsu, dan perdebatan-perdebatan.
Dan sangat sering keduanya (penyakit itu) berkumpul.
Maka jarang engkau dapati orang yang aqidahnya ada kerusakan, kecuali hal itu nampak pada lahiriyahnya.[Sdz]