KEPRIHATINAN adalah kurangnya kemampuan ekonomi. Berempatilah karena tidak semua orang sabar dengan kemiskinan.
Ada seekor buaya yang gemar berburu. Mulai dari ayam, rusa, kerbau, bahkan ular piton sekali pun. Tentu ia berburu di kawasan perairan di dekat tempat tinggalnya.
Menariknya, hewan hasil buruannya itu tak langsung dimakan. Ia jajar hewan-hewan itu di dalam gua tempat tinggalnya.
Sebegitu narsisnya sang buaya, ia kerap mengajak hewan-hewan pemakan daging lain untuk melihat-lihat hasil buruannya.
“Ini kerbau yang saya buru di dekat persawahan. Ini rusa di tepi rawa sedang minum karena kehausan. Ini…,” jelas sang buaya di setiap kali kunjungan tamu-tamunya. Semua ia pamerkan.
Sebagian tamu-tamunya itu ada yang kagum dan memuji-muji sang buaya. Tapi sebagiannya lagi punya niat jahat.
Dua ekor serigala berencana untuk mengambil hasil buruan sang buaya. Di saat sang buaya tertidur, kedua serigala itu bekerja sama untuk mengikat sang buaya. Dan, mereka pun membawa kabur sebagian hasil buruan itu.
Dalam penyesalannya, sang buaya bergumam, “Ah, aku kira semua tamuku bangga dan memujiku. Ternyata, ada juga yang jahat dan mengambil kesempatan.”
**
Bangga dengan prestasi yang kita raih boleh-boleh saja. Tapi, yang namanya pamer selalu berakibat buruk.
Karena tidak semua orang sabar dengan ketidakberdayaannya. Tidak semua orang memiliki hati bersih ketika yang ia inginkan ada di tangan orang lain.
Berhati-hatilah dengan memamerkan apa yang kita miliki ke orang banyak. Karena boleh jadi, mereka juga menginginkan apa yang ada di tangan kita. Apa pun caranya. [Mh]