BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menginisiasi zakat untuk akses Al-Quran bagi disabilitas netra dan teman Tuli.
Melalui dana zakat, BAZNAS berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang dapat meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan ketakwaan masyarakat, termasuk akses Al-Qur’an bagi para disabilitas.
Hal itu mengemuka dalam talkshow yang digelar BAZNAS di Samarinda Convention Hall, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (14/09/2024), di sela rangkaian acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX.
Talkshow yang menghadirkan Deputi II BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Dr. H.M. Imdadun Rahmat, M.Si, serta Pentashih Mushaf Al-Quran Kementerian Agama RI, Dr. H. Ahmad Badruddin, Lc.,M.A., ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inklusivitas dalam memahami dan mengamalkan Al-Quran.
“Akses terhadap Al-Qur’an adalah hak bagi setiap individu, tanpa terkecuali. Melalui talkshow ini, kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan aksesibilitas Al-Qur’an bagi disabilitas,” ujarnya.
Imdadun menerangkan bahwa BAZNAS selama ini telah mengembangkan program akses fasilitas Al- Qur’an Isyarat dan Braille untuk penyandang disabilitas melalui pemanfaatan dana zakat infak dan sedekah.
“Hal ini sebagai bentuk kepedulian BAZNAS kepada teman-teman Tuli dan tuna netra untuk tetap bisa menjalankan ibadah membaca Al-Qur’an,” terangnya.
Ia menjelaskan bagaimana zakat bisa berperan penting dalam memberikan aksesibilitas Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas, terutama mereka yang tunanetra dan Tuli.
“Melalui program zakat, BAZNAS berupaya mencetak Al-Qur’an dalam huruf Braille dan menyediakan alat bantu dengar untuk teman tuli agar mereka dapat lebih memahami dan mendalami ajaran Al-Qur’an,” ujarnya.
Baca juga: Kisah dalam Isyarat Bantu Teman Tuli Belajar Islam
MTQ Nasional ke-30, BAZNAS Inisiasi Zakat untuk Akses Al-Quran bagi Disabilitas Netra dan Teman Tuli
Menurut Imdadun, BAZNAS bekerja sama dengan para ahli untuk menghasilkan Al-Quran dalam bentuk Braille dan bahasa isyarat, sehingga penyandang tunanetra dan tunarungu dapat membaca dan memahami Al-Quran secara mandiri.
“Selain itu, BAZNAS juga menyelenggarakan pelatihan bagi para guru Al-Quran agar mereka memiliki kemampuan dalam mengajar Al-Quran kepada siswa dengan berbagai jenis disabilitas,” katanya.
Terakhir, Imdadun berharap penyelenggaraan MTQ selanjutnya juga menyediakan kategori untuk para penyandang disabilitas seperti kategori Braille untuk penyandang tunanetra, kategori Braille untuk penyandang tuna rungu wicara, Kategori lainnya yang sesuai dengan jenis disabilitas (seperti autisme atau disabilitas intelektual) yang relevan.
Sementara itu, Dr. H. Ahmad Badruddin, Lc.,M.A., Pentashih Mushaf Al-Quran Kementerian Agama RI, dalam paparannya menjelaskan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk memudahkan akses Al-Quran bagi disabilitas, seperti pengembangan Al-Qur’an Braille dan Al-Qur’an dengan bahasa isyarat.
“Al-Qur’an adalah sumber cahaya bagi seluruh umat manusia. Kita harus memastikan bahwa cahaya ini dapat menyinari setiap jiwa, tanpa memandang kondisi fisiknya,” ujarnya.
Dr. Ahmad Badruddin juga menekankan pentingnya standar penulisan dan pentashihan mushaf Al-Qur’an yang diadaptasi sesuai kebutuhan disabilitas, agar tetap terjaga keasliannya dan dapat diakses oleh semua kalangan.
“Adaptasi ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar substansi Al-Qur’an tidak mengalami perubahan, sembari memperhatikan aspek teknis seperti huruf Braille untuk tunanetra dan sistem pendukung lainnya bagi teman tuli. Penyesuaian ini juga bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan yang sama dalam mendalami dan memahami Al-Qur’an,” pungkasnya.
Selain itu, BAZNAS RI juga menyemarakkan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 dengan menghadirkan booth inovatif, bertujuan untuk memperluas syiar Islam dan memberikan akses lebih inklusif terhadap Al-Qur’an, khususnya bagi penyandang disabilitas.
Booth kelas belajar bahasa isyarat dan Al-Qur’an Braille dihadirkan BAZNAS bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag RI.
Selain itu, turut hadir pula booth yang menampilkan aneka makanan ringan hasil dari pemberdayaan ekonomi mustahik binaan BAZNAS, di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 8 September hingga 16 September 2024.
MTQ Nasional ke-30 diusung dengan semangat transformasi digital, yang menjadi salah satu inovasi utama dalam penyelenggaraannya.
Kementerian Agama telah menetapkan 1.998 peserta terdiri dari 1.567 peserta inti dan 431 cadangan.
Sejumlah mekanisme pelaksanaan MTQ Nasional dilakukan berbasis aplikasi, antara lain pendaftaran melalui e-MTQ, penerapan e-Maqra, dan penilaian dengan menggunakan e-Scoring.
Digitalisasi proses ini sebagai bagian dari wujud akuntabilitas dan peningkatan kualitas MTQ.
Cabang MTQ ke-30 ini meliputi Musabaqah Tilawah Al Qura’n, Musabaqah Qiraah Al Qura’n, Musabaqah Hafalan Al-Qur’an, Musabaqah Tafsir Al Qur’an, Musabaqah Fahmil Al Qur’an, Musabawah Syarhil Al Qur’an, Musabaqh Kalighrafi Al Qur’an, dan Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al Qur’an.[ind]