IKHLAS dalam beribadah adalah unsur yang amat penting.
Ustaz, saya mau bertanya, terkait ibadah lillahi ta’ala. Apakah Ikhlas berarti tidak boleh mengharap pahala dan surga? Adakah tingkatan-tingkatan dalam ikhlas? Mohon pencerahannya. Semoga Allah senantiasa menjaga antum dan keluarga. Aamiin. Jazakallah khairan.
Ustaz Farid Nu’man Hasan mnejawab pertanyaan ini.
Beribadah karena berharap, surga, takut neraka, atau fadhilah-fadhilah dibalik ibadah tersebut, tidaklah bertentangan dengan ikhlas berharap ridha Allah Ta’ala.
Sebab, ridha dan surga Allah gabungkan dalam surat Al Fajr:
ٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ ۙ (٢٧) ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ (٢٨) فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْ ۙ (٢٩) وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ (٣٠)
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al-Fajr: 27-30).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam Musnad Imam Asy Syafi’i disebutkan bahwa doa yang paling banyak dibaca Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat haji adalah doa meminta ridha, surga, dan berlindung dari api neraka.
Di antara doa kaum salaf ketika Ramadan adalah juga meminta ridha, surga dan berlindung dari neraka.
Allahumma inni as’aluka ridhaka wal jannah wa a’udzubika minan naar.
Karena orang yang masuk surga pastilah orang yang diridhai-Nya dan orang yang diridhai-Nya pastilah surga.
Ikhlas dalam Beribadah
Baca juga: Terapi Maaf dan Ikhlas dalam Berbagai Masalah Kehidupan
Yang terlarang adalah jika amal akhirat tapi bertujuan balasan kenikmatan dunaiwi, Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud (11): 15-16).
Dari Ubai bin Ka’ab Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
فَمَنْ عَمِلَ مِنْهُمْ عَمَلَ الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي الْآخِرَةِ نَصِيبٌ
“Barangsiapa diantara mereka beramal amalan akhirat dengan tujuan dunia, maka dia tidak mendapatkan bagian apa-apa di akhirat.” (HR. Ahmad No. 20275. Al Hakim, Al Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 7862, Al Hakim berkata: sanadnya shahih. Imam Al Haitsami mengatakan: diriwayatkan oleh Ahmad dan anaknya dari berbagai jalur dan perawi dari Ahmad adalah shahih, Majma’ Az Zawaid 10/220. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah).[Sdz]