PADA Rabu (28/08/2024), Aula Imam Al Ghazali, Institute for the Study of Islamic Though and Civilization (INSISTS) menjadi saksi pertemuan ke-empat sekolah pemikiran Islam (SPI) Jakarta yang mengangkat tema Jurnalistik Dasar.
Acara ini menghadirkan Erwyn Kurniawan, penulis sekaligus tenaga ahli DPR-RI, yang membuka sesi dengan menyampaikan pandangannya tentang menulis sebagai anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Pada dasarnya menulis itu kemampuan yang inheren, pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Siapapun kita bisa menulis,” ungkapnya.
Dalam penyampaiannya, pria asal Bekasi ini mengutip salah satu nasihat terkenal dari Imam Al Ghazali yang menyatakan, kalau kamu bukan anak raja atau ulama besar, maka menulislah.
Pernyataan ini menerangkan bahwa menulis bukan hanya sekedar aktivitas, melainkan sebuah cara untuk memberikan pengaruh.
Pertemuan ini diikuti oleh murid-murid SPI Jakarta angkatan 14 dan merupakan bagian dari upaya SPI untuk memberikan bekal dalam mengasah keterampilan jurnalistik, salah satunya melalui penulisan reportase pada setiap pertemuan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jurnalistik dasar menjadi keterlibatan sosial yang diharapkan dapat mendukung murid-murid SPI dalam menyusun reportase yang akurat dan menarik, sesuai dengan standar jurnalistik.
Anila, salah satu pengurus SPI Pusat, menerangkan urgensitas materi Jurnalistik Dasar diberikan kepada para murid, “SPI ingin mencetak murid-murid yang tidak hanya menyimpan ilmu yang didapatkan di dalam kepalanya, namun juga mampu menuliskannya. Salah satunya belajar menjadi seorang reporter, agar semakin banyak pemuda muslim yang mewarnai dunia kepenulisan.”
Lebih lanjut dalam pematerian, Erwyn menjabarkan makna dari sebuah berita, yang didefinisikan sebagai segala informasi yang menarik perhatian manusia, menyangkut kepentingan umum, dan dilaporkan oleh wartawan.
Wartawan memiliki slogan, News is anything that you didn’t know last second. Sebuah berita perlu disediakan secara cepat dan dapat diakses dalam hitungan detik.
Dia juga menjelaskan bahwa terdapat 9 nilai berita yang memuat sebuah tulisan menjadi menarik.
Diantaranya, significance, magnitude, proximity, prominence, timeliness, unik, konflik, human interest dan trend.
Agar Punya Dampak Positif, Murid SPI Jakarta Belajar Menulis Berita
Baca juga: Pengajar SPI Jakarta Ungkap Ada yang Kurang dari Pendidikan di Indonesia
“Semakin banyak value dalam berita, maka semakin menarik berita tersebut,” tegas pemimpin redaksi kabar berita Semesta itu.
Pertemuan ini semakin menarik ketika murid-murid diminta membuat reportase dari kejadian secara real-time dan langsung dikoreksi saat itu juga.
Hal ini terlihat dari antusiasme para murid yang berlomba mengirimkan tulisannya melalui platform yang telah disediakan.
Azkia, salah satu peserta, mengungkapkan kesannya, “Perkuliahan jurnalistik dasar ini mengingatkan aku dengan pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dulu. Tapi bedanya kali ini lebih menarik dan sangat aplikatif. Aku jadi semakin semangat untuk terus menulis berita maupun tulisan lainnya.”
Sesi ini memberikan pengalaman langsung yang penting bagi peserta, terutama dalam pengkoreksian penulisan reportase.
Mengingat, penulisan reportase menjadi salah satu output dari perkuliahan SPI.
Melalui pematerian ini diharapkan murid-murid SPI dapat menghasilkan karya jurnalistik yang tidak hanya memenuhi tugas, tetapi juga berdampak positif pada masyarakat.[Sdz]