ChanelMuslim.com-Tema film 212 the Power of Love diangkat dari aksi 212 pada Desember 2016. Antusias masyarakat begitu positif pada film yang tayang serentak pada 9 Mei 2018 tersebut, tapi ada sedikit penolakan yang menganggap film ini bermuatan politik dan radikal. Menanggapi hal tersebut, 3 aktor justru tetap mengajak masyarakat menonton film 212 the Power of Love.
“Indahnya ajaran Islam, Islam sebagai pemberi rahmat, Islam sebagai pemersatu bangsa. Islam sebagai solusi terhadap permasalahan di seluruh bangsa ini. Dan itu mungkin banyak masyarakat di luar sana yang masih belum memahami. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya film 212 ini, kita bisa memberikan secuil gambaran bagaiamana indahnya ajaran Islam, salah satunya berbagi terhadap sesama,” ujar Hamas Syahid pemeran Mas Gagah dalam film Ketika Mas Gagah Pergi di CGV Grand Indonesia, Selasa (15/05).
Senada dengan Hamas, Adhin Abdul Hakim yang turut berperan dalam film 212 mengatakan banyak pesan yang ingin disampaikan lewat film ini. Untuk yang menanyakan dan menolak film 212 the Power of Love, aktor berambut gondrong ini mengajak masyarakat menonton dulu.
“Setelah menonton, baru komentar. Film ini sebenarnya ditujukan untuk semua kalangan bukan golongan tertentu,” katanya.
“Di sosial media dan setelah nobar mayoritas komentarnya positif. Cuma ada sedikit komentar agak miring dan itu wajar. Kita bisa maklumi dan bijak aja. Tapi saya kira, momen sekarang banyak perbedaan,” kata Fauzi Baadilah selaku aktor utama film 212 the Power of Love.
Ia menambahkan, pada film ini juga sebenarnya ada representasi berbagai pihak, di mana bapak dan anak bisa berbeda pendapat.
“Sekarang juga banyak yang berbeda, tapi dalamnya cinta. Sekeras apapun juga, Insya Allah ujungnya akan tetap akur dan damai. Di sini pesan ajaran Islam penuh cinta, ada pesan persatuan cinta damai,” tutupnya.[Ind/Firda]