KEMENTERIAN Luar Negeri Turki mengatakan bahwa serangan Israel terhadap jurnalis dari lembaga penyiaran publik Turki TRT adalah upaya Israel yang berlumuran darah untuk menyembunyikan kebenaran.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan semua jurnalis yang tanpa lelah bekerja untuk mengungkap penindasan Israel ke seluruh dunia,” tulis kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/08/2024) dini hari.
“Kami sampaikan harapan kami agar para personel TRT yang terluka segera pulih dan menyampaikan dukungan kami kepada seluruh keluarga TRT,” tambahnya.
Wakil Ketua dan Juru Bicara Partai AK Turki, Omer Celik, juga mengutuk keras serangan baru-baru ini oleh militer Israel terhadap jurnalis di Gaza yang terkepung.
“Kami mengutuk serangan tentara Israel di Khan Younis terhadap tenda jurnalis, termasuk juru kamera TRT Arabi Mohammed ez Zeanin,” kata Celik dalam sebuah pernyataan di X pada hari Senin.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Celik menekankan betapa seriusnya situasi ini, dengan menyatakan, “Setiap serangan akan menjadi bagian dari dakwaan terhadap Netanyahu.”
Celik juga menyatakan solidaritasnya dengan pers global yang meliput pembantaian Israel di Gaza, dengan mengatakan, “Kami memberi penghormatan kepada semua anggota pers yang memberi tahu dunia tentang perkembangan di Palestina dan mendokumentasikan genosida Israel.”
“Kami menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga TRT dan mendoakan agar juru kamera kami yang terluka segera pulih,” tambahnya.
Sejak 7 Oktober tahun lalu, Israel telah membunuh 171 wartawan di Gaza Palestina dan Tepi Barat yang diduduki.
Sekitar 60 organisasi media dan hak asasi manusia telah mendesak Uni Eropa untuk menangguhkan perjanjian kerja sama dengan Israel dan menjatuhkan sanksi, menuduhnya membantai jurnalis di Gaza.
Serangan Israel Terhadap Jurnalis TRT Merupakan Upaya untuk Menyembunyikan Kebenaran
Pada hari Senin, Reporters Without Borders (RSF) dan 59 organisasi lainnya meminta Uni Eropa untuk menangguhkan Perjanjian Asosiasi dengan Israel dalam pernyataan bersama.
“Seruan tersebut disampaikan sebagai respons atas jumlah jurnalis yang terbunuh dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pelanggaran kebebasan pers berulang kali oleh otoritas Israel sejak dimulainya perang dengan Hamas,” katanya.
Pernyataan itu juga menuntut agar Uni Eropa mengadopsi sanksi yang ditargetkan terhadap mereka yang bertanggung jawab.
Hal ini terjadi menjelang pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada tanggal 29 Agustus.[Sdz]