TO Bapak dan Mama (almarhum) alfatihah. Terima kasih sudah melahirkan saya dan merawat saya sampai saya bisa jadi kayak gini.
Kenangan buruk tentang orangtua saya tidak ada.
Hanya kenangan manis .. setiap tanggal 17 Agustus.
Pagi-pagi setelah upacara bendera di Bina Graha, bapakku naik jeep-nya bergegas pulang ke rumah, ajak aku keliling naik becak berdua saja dan bilang:
“Lihat Fi, semua orang merayakan Ulangtahun Fifi“.
Sambil menunjuk rumah-rumah orang yang di depannya dipasangkan bendera.
“Dan aku percaya dan bangga, “kok satu kampung tahu aku semua yaa“.
Tapi cuma bendera, orangnya enggak ada. Tak tahu pada ke mana … aku hanya melihat bendera di mana-mana.
Dulu aku percaya bendera itu untukku semua, haha. Pintarnya bapakku membuat anak kecil merasa dirinya spesial.
Waktu itu, tidak ada kue ulangtahun atau pesta mewah, tapi aku ingat, Bapak kemudian siangnya kembali ke kantor dan sore hari belikan aku kelinci yang kalau dipencet belakangnya lompat-lompat, dan mama merebus jagung kayak biasa.
Biasa saja .. namun semua teringat dengan indah.
baca juga: Profil Fifi Proklawati Jubilea, Pendiri Jakarta Islamic School
Terima Kasih Sudah Melahirkan Saya
Kalau spesial dan ada uang, Bapak belikan kami kue tart dari Gandy’s bakery, spesial rasa coklat.
Bapakku pegawai negeri, yang sangat jujur.
Katanya, “anak buahnya semua kaya bahkan lebih kaya dari beliau.“
Pernah aku mendengar sindiran dari seseorang, di parkiran, katanya: “Pak, ganti dong mobilnya, kok bertahun-tahun masih itu saja“.
Bapakku menjawab dengan santai, “Uang dari mana? Kamu suruh saya merampok?”
Waktu itu aku masih kecil tidak faham apa arti semua itu.
Namun ketika sudah besar, aku baru sadar, sifat jujur dan sederhana bapak sampai sekarang yang menjadikan kami alhamdulillah 7 anak-anaknya berhasil, karena beliau jujur dan tidak korupsi.
Aku ambil kesimpulan, “Mau suksess anak-anak kita? Maka jangan korupsi, jangan kasih anak makan makanan yang tidak halal.”
Jangan ambil uang orang untuk kasih makan anak kita. Itu pelajaran yang aku dapat dari bapakku.
Beliau adalah:
Pejabat tinggi pada zamannya, yang istrinya tidak punya tas mewah dan cukup senang bila hanya diberikan sandal cantik warna merah dari pasar Petojo.
Atau pulang kantor bapakku belikan hoplopan (martabak bangka rasa keju).
Ah bapak, di sini aku rindu.
Terima kasih mama, sudah susah payah melahirkan aku.
Sayang, foto aku waktu sama mama rusak kena banjir, nyesal deh aku simpan semua foto di lemari di lantai bawah ~ lalu Jakarta banjir waktu itu, semua foto rusak.
Tapi kenangan indah masih teringat lebih dari sekadar foto mamaku yang cantik dan tidak pernah marah, beda banget sama aku yang emosian dan reaktif cepat.
Mungkin kulit ikut mamaku. Tapi sifat ikut bapakku, yang keras, apa adanya, jujur dan mikirin umat.
Bapakku idealis, jujur dan tidak korupsi ~ kalau semua pejabat kayak bapakku, dijamin Indonesia makmur dan selamat.
Juga bagus untuk anak-anak, berkah dan selamat karena tidak diberi makan yang haram.
Zaman kayak gini.
Aku merenung dan aku kagum pada bapakku yang jujur dan bersih.
Juga kagum pada mamaku yang menerima bapakku tanpa mengeluh dan sabar melahirkan dan merawat sampai 7 anak tanpa ART.
Semua dikerjakan sendiri. Masak semur ayam, lalu .. buat kue bolu, telurnya 5 pakai ayam kampung belakang rumah, dikopyok saja pakai kopyokan telur tidak pakai mixer ~ tahu-tahu sore sudah jadi kue bolu yang wangi mentega.
Oh yaa, hari ini aku birthday. Terima kasih kalau mau kasih selamat dan doa.
Tapi, tolong sisipkan doa untuk bapakku dan mamaku almarhum.
Bilang saja: “Titipan doa untuk bapak dan mamanya: Fifi Proklawati Jubilea.”
Proklawati dari kata Proklamasi, kata bapak: “Pas sirine di Istana Presiden berbunyi jam 10.00 pagi, Fifi lahir.“
Kalau Jubilea artinya: Jubileum (bahasa perancis) artinya 25 tahun – pas 25 tahun Indonesia merdeka.
Nah kalau Fifi, nama panggilan mamaku, sebab beliau suka sekali dengan penyanyi yang namanya Fifi Sumanti.
Katanya: “wajahnya mirip denganku.” haha.
Jadilah aku punya nick name Fifi.
Namun nama asli Proklawati Jubilea.
Enggak tanya yaa? Yaah ..siapa suruh baca. Hehe.
Makasih doa untuk mama dan bapakku.
Terakhir doa untuk aku, Hehe. Alfatehah …
Lihat yang bagus-bagus jangan lama-lama.
17 Agustus tahun 45
Amnesia beda dengan sakit mata
Indonesia tanah air beta.