DULU RA Kartini ingin memajukan kaumnya dengan cara merintis sekolah khusus untuk putri di bagian belakang kamar tempatnya dipingit (1903).
Saat itu anak dari kalangan rakyat rendahan tidak mendapat pendidikan yang layak. Anak-anak bangsa Jawa ketika itu ‘buta huruf’ tidak dapat membaca dan menulis.
Kartini meyakini jika perempuan disekolahkan, dididik, cerdas, dan maju maka ia akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya (Surat-Surat Kartini, Narasi Yogya, 2011).
baca juga: Hari Kartini, Mengenal 4 Pahlawan Berhijab asal Indonesia
Sepanjang siang tadi dalam rangkaian Milad PKS ke-20, alhamdulillah saya berkesempatan mengunjungi keluarga almh. ustzh Yoyoh Yusrah (salah satu tokoh perempuan pendiri PKS ) di lingkungan pesantren Al-Qur’an ‘Ummu Habibah’ Tangerang.
RA Kartini dan Ustazah Yoyoh Yusroh Rahimahullah
Pesantren ini didirikan pada tahun 2010 oleh almarhumah khusus untuk anak-anak putri. Mereka rata-rata berusia 6 sd 12 Tahun. Dalam rentang perjalanan 8 Tahun sudah menghasilkan beberapa anak yang selesai menghafal 30 juz. Barakallah.
Itulah sekelumit kenangan dari Ustazah Wirianingsih tentang Ustazah Yoyoh Yusroh yang patut dianggap sebagai Kartini zaman now.
Meskipun sudah tiada, tetapi perjalanan dakwah Ustazah Yoyoh Yusroh mengantarkannya menjadi jembatan Hidayah bagi banyak perempuan Indonesia untuk mengenal Islam.
Sosok Kartini saat ini hadir dalam berbagai wajah perempuan Indonesia yang terus berjuang di berbagai bidang. Tak hanya bidang yang biasa digeluti para perempuan, tapi juga di bidang lain yang tak biasa dilakukan oleh kalangan perempuan.
Perempuan Indonesia kini meneruskan langkah Kartini untuk maju dan merasakan hal yang sama dengan para laki-laki di berbagai bidang, seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan bidang lainnya. Terus maju, Perempuan Indonesia.
Catatan Ustazah Wiwi Wirianingsih di akun Facebook pada 2 Mei 2018 pukul 18.10