PENGEBOMAN sistematis Israel terhadap sekolah di Gaza bertujuan untuk menghapus generasi.
Selama berbulan-bulan, Israel telah membom sekolah dan gedung sekolah tanpa hukuman selama perangnya di Gaza.
Dalam kurun waktu delapan hari bulan ini, pasukan pendudukan menyerang lima sekolah terpisah, menewaskan puluhan orang yang berlindung di dalamnya.
Ini merupakan upaya yang disengaja oleh Israel untuk menghancurkan tidak hanya pusat-pusat pendidikan di Gaza, tetapi juga generasi-generasi masa depan yang meliputi calon mahasiswa, wirausahawan, dan intelektual.
Inilah alasan mengapa Israel menganggap sistem pendidikan Gaza sangat mengancam, dan informasi lebih lanjut tentang upaya destruktifnya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Meskipun terjadi kekerasan Israel selama puluhan tahun di wilayah Palestina yang diduduki, Palestina membanggakan salah satu tingkat literasi tertinggi di dunia, 97,7 persen pada tahun 2023.
Ini merupakan pencapaian luar biasa mengingat sejak 1948, warga Palestina telah mengalami pemindahan paksa, pendudukan wilayah mereka, dan pembangunan pemukiman Israel yang ilegal menurut hukum internasional.
Pendidikan sangat penting bagi warga Palestina, yang banyak di antaranya mengungsi.
Dalam konteks pemboman, pengungsian, dan kesulitan, pendidikan telah lama menjadi sumber harapan dan kesempatan, yang memberi warga Palestina jalan untuk memberikan kontribusi berharga bagi masyarakat dan meningkatkan kedudukan mereka dalam kehidupan.
Baca juga: Israel Menjadikan Air Sebagai Senjata Dalam Operasi Militernya di Gaza
Pengeboman Sistematis Israel Terhadap Sekolah di Gaza Bertujuan untuk Menghapus Generasi
Meskipun hidup di bawah pendudukan, Palestina telah menghasilkan intelektual terkenal di dunia seperti pengusaha teknologi dan aktivis sosial Abeer Abu Ghaith dan Lila Abu-Lughod, yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang-bidang seperti penelitian etnografi, antropologi, dan pemanfaatan teknologi untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah-wilayah yang rapuh.
Tradisi yang kaya ini juga mencakup tokoh-tokoh terdahulu seperti pendidik dan penulis Refaat Alareer, yang tewas akibat serangan udara Israel pada bulan Desember 2023.
Alareer merupakan salah satu editor beberapa publikasi seperti “Gaza Unsilenced” dan “Gaza Writes Back,” yang menyoroti ketangguhan warga Palestina dalam menghadapi penindasan Israel.
Bagi Israel, hal ini memerlukan penduduk Palestina yang lebih tangguh, terdidik, dan terinformasi dengan baik yang dapat memajukan perjuangan negara Palestina dan menghancurkan narasi Israel sebagai korban terorisme, bukan sponsor negara.
Sumber: trtworld
[Sdz]