BERIKUT ini adalah sebuah kisah seorang pria yang berkata jujur di hadapan perampok karena menjaga pesan ibunya. Kisah ini diceritakan oleh Ustazah Aan Rohanah pada tahun 2015.
Di antara kisah menarik generasi terdahulu dalam membiasakan kejujuran bagi anak-anak mereka adalah kisah berikut.
Salah seorang dari mereka bertutur:
Sejak kecil, saya selalu dididik untuk jujur.
Ketika keluar dari Mekah menuju Baghdad untuk mencari ilmu, ibuku memberiku uang empat puluh dinar (jumlah yang sangat besar) untuk keperluan hidupku dan ibuku berpesan kepadaku agar selalu menjaga kejujuran.
Ketika kami sampai di Hamadan, sejumlah perampok menghadang kami lalu merampas kafilah. Salah seorang dari mereka bertanya kepadaku: Apa yang kamu bawa? Saya menjawab: Uang empatpuluh dinar.
Perampok itu mengira aku mempermainkannya hingga dia meninggalkanku. Kemudian perampok lain melihatku dan bertanya: Bawa apa?
Lalu saya memberitahukan apa yang saya bawa hingga dia membawaku ke hadapan pemimpin kelompok perampok tersebut.
Pemimpin mereka bertanya kepadaku lalu aku jawab dengan jujur. Dia bertanya: Apa yang membuatmu berkata jujur?
Saya menjawab: Ibuku berpesan kepadaku agar saya selalu menjaga kejujuran sehingga saya takut mengkhianati janjinya.
Baca Juga: Kisah Pencuri dan Malik Ibnu Dinar
Kisah Seorang Pria yang Berkata Jujur di Hadapan Perampok karena Menjaga Pesan Ibunya
Pemimpin kelompok perampok itu tersentuh hatinya oleh kejujuranku dan merasa takut lalu berteriak sambil menyobek bajunya dan berkata:
“Kamu takut mengkhianati janji ibumu, sedangkan saya tidak takut mengkhianati janji Allah.”
Kemudian, pemimpin perampok itu memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan semua yang mereka ambil dari kafilah tersebut dan berkata: “Saya bertobat kepada Allah dengan sebab kamu.”
Kemudian para perampok yang lain berkata:
“Kamu adalah pemimpin kami dalam perampokan dan sekarang kamu menjadi pemimpin kami dalam pertobatan ini.”
Akhirnya mereka semua bertobat berkat kejujuran tersebut.
Ya, jujur pangkal selamat. Jika seseorang selalu menjaga kejujuran, ia pasti memetik buah kejujuran itu di dunia dan akhirat.
Tidakkah kamu mendengar firman Allah:
Allah berfirman:
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang jujur dengan kejujuran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang paling besar”. (al-Maidah: 119).
Maasya Allah, cerita ini menginspirasi kita untuk selalu berbuat jujur. Kisah ini juga baik untuk diceritakan kembali kepada anak-anak agar mereka termotivasi untuk berkata jujur.[ind]