LAKUKAN perjalanan, meski tidak sampai.
Dijelaskan oleh Ustadz Aunur Rafiq Saleh.
Setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya berhijrah ke Madinah, tidak ada orang Muslim yang tertinggal di Mekah kecuali beberapa orang yang tidak bisa berhijrah karena sakit dan berusia tua.
Diantaranya seorang sahabat mulia bernama Dhamrah bin Jundab, semoga Allah meridhainya.
Ia tidak mampu menanggung sulitnya perjalanan dan panasnya padang pasir, hingga ia tinggal di Mekah dengan sangat terpaksa.
Tetapi ia juga tidak kuat tinggal di tengah-tengah kaum musyrikin.
Akhirnya ia memutuskan untuk menguatkan dirinya dan mengabaikan penyakit dan usia rentanya.
Dhamrah bin Jundab pun berangkat menuju Madinah.
Di tengah perjalanan, sakitnya makin parah. Ia menyadari ajalnya akan segera tiba dan tidak bisa sampai ke Madinah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ia lalu berhenti dan menepukkan telapak tangannya yang satu ke telapak tangannya yang lain seraya berucap:
“Ya Allah, ini bai’atku kepada-Mu”.
Kemudian ia menepukkan telapak tangannya lagi sambil berucap:
“Ya Allah, ini bai’atku kepada Nabi-Mu”.
Kemudian ia tersungkur menghembuskan nafas terakhirnya.
Lalu Jibril ‘Alaihi Salam datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan kepadanya tentang apa yang dilakukan oleh Dhamrah bin Jundab.
Kemudian Allah menurunkan ayat-Nya:
وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nisa’: 100).
Baca juga: Merenenungkan Kembali Hakikat Hijrah
Lakukan Perjalanan, Meski Tidak Sampai
Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengumpulkan para sahabatnya dan mengabarkan apa yang dialami Dhamrah bin Jundab, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan haditsnya yang terkenal:
“Sesungguhnya amal perbuatan dinilai berdasarkan niatnya”.
Jalan menuju Allah sangat panjang, tidak disyaratkan harus sampai ke ujungnya.
Yang penting kamu mati di dalamnya. Berbuat karena Allah tidak disyaratkan harus mencapai tujuan, tetapi cukup jika kamu mati sedang dalam keadaan beramal dan berjalan di jalan-Nya, selama niatmu karena Allah.
Tetaplah berjalan menuju Allah karena hati ini sangat lemah sedangkan berbagai fitnah selalu siap menyambar.
Ya Allah jagalah hati kami selalu berjalan menuju ketaatan-Mu. Lindungilah kami dari berbagai fitnah yang tampak dan tidak tampak.[Sdz]