SETAN dari kalangan jin ada yang setia bersama kita seumur hidup. Ia disebut jin qarin. Tugasnya, menyesatkan kita.
Setiap manusia selalu ada pendamping dari kalangan jin dan malaikat. Mereka biasa disebut qarin yang jahat dan qarin yang baik.
Tentang qarin dari malaikat, tugasnya mengawasi dan mencatat semua perbuatan kita. Yaitu, dua malaikat yang biasa kita sebut Raqib dan ‘Atid.
Suatu saat, semua catatan itu akan diperlihatkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan malaikat yang menyertainya berkata, ‘Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.’” (QS. Qaf: 23)
Qarin dari Jin
Selain qarin dari malaikat yang senantiasa mengawasi dan mencatat semua tentang kita, ada juga qarin dari jin atau setan. Tugasnya, menyesatkan orang yang didampinginya.
Namun begitu, kita tidak bisa menyalahkan si qarin setan atas kemaksiatan yang kita lakukan. Hal ini akan terjadi kelak, ketika dihisab. Seseorang berargumentasi kalau dirinya bermaksiat disebabkan karena si qarin dari jin setan itu.
Kemudian Allah memanggil si qarin setan itu untuk ditanya. Si qarin itu menjelaskan, “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh” (QS. Qaf: 27)
Semua qarin dari jin ini jahat. Kecuali qarin untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena qarin Rasulullah sudah masuk Islam, sehingga Rasulullah tidak akan melakukan maksiat.
Jadi, setiap lahir anak manusia, lahir pula jin setan yang langsung mendampinginya sepanjang hayatnya.
Bagaimana Nasib Qarin Setan jika Manusia Wafat
Ulama berbeda pendapat tentang ini. Ada yang berpendapat qarin setan masih hidup, ada pula yang berpendapat ikut mati bersama orang yang didampinginya.
Menurut ulama, qarin setan akan ikut mati bersama dengan kematian manusia yang didampinginya. Karena tugas pokoknya hanya tentang orang itu. Ketika orang yang didampinginya mati, maka ia tak lagi memiliki tugas dan ikut mati, mengikuti ajal orang yang didampingi.
Jadi, tidak ada diversifikasi atau pengembangan tugas qarin setan ke tugas lain. Misalnya, ia akan menyerupai wujud manusia yang pernah didampinginya untuk menakut-nakuti keluarga atau orang yang pernah kenal dengan sosok orang yang mati itu.
Jadi, qarin setan sebenarnya tidak menjadi penentu sesat atau tidaknya seseorang. Karena ia hanya membisikkan, menggoda, dan sejenisnya. Ia tidak bisa memaksa.
Dengan kata lain, baik buruknya pilihan amal yang kita lakukan sangat bergantung dari diri kita sendiri. Dan karena itulah, Allah hanya akan menghisab kita. Bukan si qarin setan itu. [Mh]