BKKBN disorot publik karena pernyataan yang menghebohkan. Menurutnya, satu keluarga harus punya anak perempuan.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, akhirnya mengklarifikasi apa yang tersebar di media sosial tentang pernyataannya itu.
Penurunan Jumlah Kelahiran Nasional
Menurut Hasto, bukan itu maksudnya. Yang ia maksud adalah adanya keprihatinan nasional tentang penurunan jumlah penduduk Indonesia selama sepuluh tahun terakhir.
Yaitu, adanya penurunan indeks kelahiran yang hampir 0,4 persen. Indeks kelahiran 2 artinya setiap keluarga memiliki 2 anak. Nah, bayangkan jika dari 2 anak itu semuanya laki-laki. Maka, akan terjadi krisis kependudukan di tahun-tahun mendatang.
Sementara, selama sepuluh tahun ini, sejak tahun 2010, angka kelahiran mengalami penurunan secara konsisten. Dan puncaknya di tahun 2019 ke 2020 yang hampir 1 persen saja.
Menurut BKKBN, sebabnya bisa macam-macam. Antara lain, karena adanya penundaan menikah untuk calon pasangan, dan penundaan untuk punya anak dari pasangan yang sudah menikah.
Prediksi Boom Baby di Masa Covid Meleset
Sebelumnya, ada prediksi bahwa akan ada boom baby atau lonjakan kelahiran di masa covid lalu. Hal ini karena orang menghindari alat kontrasepsi yang potensial tertular covid.
Namun, prediksi itu meleset. Data menunjukkan, meski di masa covid, tetap saja angka kelahiran mengalami penurunan.
Tentang harapan BKKBN dengan kelahiran anak perempuan diharapkan bisa mengimbangi masalah itu. Karena dari anak ini akan ada kelahiran berikutnya.
Dengan kata lain, negara merasa berterima kasih kepada keluarga yang memiliki kelahiran anak perempuan. Karena akan ada keseimbangan kelahiran di tengah terus menurunnya kelahiran rata-rata nasional. [Mh]